Laman

Senin, 03 Agustus 2009

Munthe dari Abad dini Sampai Kini

"MUNTHE" DARI ABAD DINI SAMPAI KINI



"Munthe" Unik. Mungkin, nama keluarga atau marga "Munthe" unik bila dibanding dengan nama keluarga lainnya. Pasalnya "Munthe" digunakan oleh berbagai suku, daerah, wilayah, atau kumpulan penduduk yang mendiami tanah sekitar danau Toba. Meliputi, Tongging Sipituhuta, Tanah Karo Simalem, Dolok Sanggul, Toba, Mandailing dan Angkola, Labuhan Batu, Simalungun, Gayo Luas dan Alas, Pakpak Dairi. Dan kabarnya, "Munthe" ada juga mengelompok di daerah tertentu pulau Sulawesi dan pulau Irian. Di Sulawesi, mereka menyebutkan dengan "Muntu" dan desanya dinamai " Desa Munte"

Uniknya Lagi "Munthe" Itu. Sudah ada tercatat digunakan oleh 12 orang diantara tahun 1000-1499 .Tertua bernama Ascricus van Munte (1072 - …) tinggal di Vlanderen, wilayah Belgia sekarang. Di Norwegia, keturunan Ludvig Munthe (1593-1649) disusun rapi silsilahnya oleh Severre Munthe, dalam buku FAMILIEM MUNTHE IN NORGE. Kini (1995) jumlah keturunannya lima ratus lebih. Munthe Norwegia menyatakan bahwa Vlanderen adalah tanah asal leluhur mereka. Dan tampaknya, sebagai penghargaan kepada "Munte" tertua tersebut maka web side mereka namai dan dengan alamat berikut,
http://www.geocities.com/-ascricus/genealogy/surnames.htm

"Munthe" Sekitar Danau Toba Apakah ada hubungannya dengan "Munthe" Norwegia.? Belum ada penelitian yang rampung. Pernah ada usul penelitian "Sejarah dan Silsilah Marga Munthe" Universitas Simalungun (1999). Team Peneliti sudah dibentuk. Proposal Penelitian dan Bab I Pendahuluan sudah disusun. Tapi belum dapat diselesaikan. Namun ada beberapa catatan yang sangat menggelitik minat tahu warga "Munthe".

Sitor Situmorang pada buku TOBA NA SAE menulis
"…terutama Barus yang sejak abad abad dini (sejak kira-kira abad 5) sudah disinggahi oleh perahu-perahu layar antar benua sebagai pelabuhan pengekspor kemenyan dan kamper (Kapur barus)." Pelabuhan Barus memang merupakan pintu satu satunya wilayah barat Sumatera Utara.


Penulis yang sama dalam bukunya "GURU SOMALAING DAN MODIGLIANI UTUSAN RAJA ROM" " mengemukakan bahwa Barus telah dicatat sebagai berikut:
1. Tahun 150 oleh sarjana Ptolemaeus di Aleksandria (Mesir
sekarang).
2. Tahun 692 oleh I-tsing.
3. Tahun 846 oleh Ibnu Chordhadhbeh.
4. Tahun 851 oleh Raja Sulaiman.
5. Tahun 1088 ada pemukiman Bangsa Tamil.
6. Tahun 1292 oleh Marco Polo.
Jadi, mungkin saja terjadi, seorang "Munthe" petualang naik ke
kapal dan kemudian turun pada suatu daerah pelabuhan, kemudian
menetap pada suatu daerah tertentu. Dan gelitikan minat tahu
berikutnya, dari pelabuhan manakah "Pemuda Munthe "itu?.

Di Jakarta (1971). Kapten J. Munthe, Mayor David Munthe, Joahan
Munthe, Karel Munthe, Tumbungan Munthe, John Munthe, Banuara Munthe,
M. Situmorang, Hasugihan dan Polisten Munthe. Sepakat membentuk
Pungguan Munthe.
Rupanya, Pengurus Pungguan Munthe menyadari bahwa "Munthe" tersebar
di berbagai daerah termasuk Luar Negeri. Tokoh Pungguan Munthe pun
mengadakan pertemuan di Mayasari Cililitan dan kemudian dilanjutkan
dengan pertemuan tanggal 19 Januari 2001 di Kantor Kejaksaan
Kebayoran dan sepakat membentuk FORUM KOMUNIKASI MARGA MUNTHE
INDONESIA (FKMMI). Terdiri dari,

  1. Marga Munthe dari Tongging Sipituhuta,
  2. . Marga Ginting Munthe dari Puak Karo,
  3. Marga Munthe dari Dolok Sanggul,
  4. Marga Munthe dari Puak Toba,
  5. Marga Dalimunthe dari Mandailing dan Angkola,
  6. Marga Dalimunthe dari daerah Labuhan Batu,
  7. Marga Saragih Munthe dari Puak Simalungun,
  8. Marga Munthe dari Gayo Luas dan Alas,
  9. Marga Munthe dari Puak Pakpak Dairi,

Beserta anakberu masing-masing. Diresmikan pendiriannya pada tanggal 8 April 2003.

Home Page "SADAMUNTHE" Dipasang pertengahan 2001 dengan alamat
sebagai berikut http://www.geocities.com/sadamunthe tampilannya
masih sangat sederhana, perlu pengembangan lebih lanjut.
Groups "sadamunthe" di INTERNET Dipasang Maret 2003 dengan alamat
http://www.groups.yahoo.com/sadamunthe tampilannya sudah memadai dan
diharapkan keluarga muda "Munthe" dan generasi muda "Munthe"
menggunakan media ini, sebagai sumbang saran, tempat menyimpan
file"Munthe"danfileFKMMi.


Desa Ajinembah, Banyak Disebut Berkaitan Dengan "Munthe".
"Disanalah ia menjadi orang sakti yang menguasai segala persinumbahan
(ilmu –ilmu gaib dan Oppung Jelak Karo menamakan tempat itu Aji
Nembah (pertapaan sakti dan keramat) dan ahirnya disanalah ia menetap
dan membuka huta yang dia namakan Huta Aji Nembah".
Tn Sipinangsori (1395-1435) Berasal dari Ajinembah Karo landen, anak
Jelak Karo, tiba di Raya Simbolon sekitar tahun 1428 menunggang
horbo Sinanggalutu (Versi FKMMI Puak Simalungun. Buku Kenangan Marga Munthe,hal.81,83,.95)

Seorang Dalimunthe Cerita. Bahwa leluhurnya zaman duhulu kala
takkala sampai di daerah Labuhan Batu membawa bibit semacam kacang
yang disebut "dali".Kacang ditanam dan panen pada waktunya. Ternyata para tetangga sukaakan kacang tersebut. Dan para tetangga menyebut kan
"Tolong ambilkan (mungkin barter) kacang "dali-Munthe" ". Begitulah
penyatuan kata terus menerus dan menjadi sapaan bersahabat, "Dalimunthe."
"Munthe lah leluhur kami" kata penutur cerita menutup ceritanya..
"Dalimunthe kami ini, turunan dari penunggang kerbo Nengga Lutu dari
Ajinembah" kata Ketua FKMMI wilayah/daerah Padanglawas.

Seorang Saragih Munthe cerita Lagi.
"Tolong dalam menuliskan nama saya, ada "Saragih" nya" katanya tegas namun senyum.
"Pasalnya, leluhur kami dahulu kala tak boleh punya tanah di Raya kalau tidak menuliskan "Saragih" sebelum Munthe" lanjutnya sambil tersenyum simpul
"Dan leluhur kamilah penunggang "Kerbo Nenggala Lutu" dari Ajinembah itu" timpal Seorang Saragih Munthe lainnya yang duduk disampingnya.

"Menurut nenek kami (Oppung) bahwa Marga Munthe yang ada di
pengambatan berasal dari Aji Nembah (Kabupaten Karo)" kata Ketua
FKMMI Sipituhuta . (Buku Kenangan Marga Munthe, hal. 221)

David Munthe Seorang Anthrofologi. Tinggal di Madagaskar asal
Norwegia. Mengunjungi Kuta Ajinembah, diantar oleh Pengurus Nomensen
dan diterima oleh Pendeta Pantekosta Ajinembah (1971). David
mengemukakan bahwa leluhurnya berasal dari Ajinembah . Dia tahu rumah
sendi, dan mengatakan "putih" dalam bahasa ibunya dengan "Mbulan".
(Penutur, penduduk Ajinembah, 2001).

FKMMI KECATAN MEREK. Dibentuk menjelang ulang tahun FKMMI.
Kegiatan HUT ke III FKMMI tersebut diserakan pelaksanaannya kepada
Munthe Puak Simalungun dengan tugas sebagai berikut: Menyusun
Sejarah Munthe dan melaksanakan pesta HUT ke III FKMMI.
Pesta meriah dihadiri 600 orang, dilaksanakan Minggu, 20 Juni 2004
Pukul 12.00 wib. di Gedung SEJAHTERA Jl. Pondok Gede Kav. 58,
Jakarta Timur.
Buku "Sejarah Munthe" pun selesai dicetak dan dibagikan kepada
peserta pesta , Cuma nama bukunya di ubah menjadi "BUKU KENANGAN
MARGA MUNTHE"

Sukses Puak Simalungun, Sukses FKMMI dan salam untuk seluruh
marga Munthe dan anak berunya. Selamat HUT ke III FKMMI.


Jakarta, 22 Juni 2004 .
Dame Munthe.

Jumat, 31 Juli 2009

Iman Kristiani dan Adat Suku Karo

Iman Kristiani dan Budaya Suku Karo

Leluhur

Leluhur Suku Karo mempraktekkan budaya kehidupan bersama dalam hunian rumah adat Karo, Di dalam rumah adat Karo biasanya dihuni oleh delapan rumahtanggga dan umumnya kegiatan seluruh penghuni cenderung seragam rutin dan menyatu dengan alam. Seperti kapan memasak, kapan pula ke ladang dan kapan pula menumbuk padi ke lesung desa.

Mereka berbudaya dulu dan turun temurunnya kemudian mengenal agama. Di antaranya ada yang memeluk agama Kristen. Timbullah benturan, bagaimana iman kristiani menyikapi budaya leluhur dalam masa kini.

Kepercayaan

Memang budaya itu, merupakan terpadunya kepercayaan-kepercayaan seperti: bahwa sungai ada penunggunya, bahwa pohon besar ada yang menjaga, bahwa gunung ada penunggu.

Sungai dapat memberi air untuk kehausan, untuk mengairi sawah, untuk membersihkan diri. Dan kalau banjir besar terjadi banyak manusia bisa mati. Leluhur pun berprilaku. Tidak boleh buang hajat di sungai, anak-anak dilarang mandi di sungai tengah hari dan sebagainya.

Lalu, leluhur memohon kepada penguasa sungai, supaya sungai tidak banjir lagi.

Budaya

Cikal bakal adat pun terjadi di sana. Membuat leluhur harus bagaimana berprilaku, berhubungan dan menyembah.

Mengikat masyarakat leluhur untuk hidup bersama dan ada rasa memiliki jati diri, martabat, keamanan dan kesinambungan.

Inti jati diri Suku Karo adalah sangkep ngeluh alias pedoman masyarakat suku Karo untuk menentukan hubungan adat antar orang lazim disebut bertutur merupakan sistem hubungan kekerabatan pada masyarakat suku Karo.

Jati diri

Ada tiga jati diri Suku Karo. Dan setiap orang pada gilirannya akan mengemban salah satu jati diri untuk acara adat tertentu. Dan dimungkinkan pula pada oleh adat pada acara yang sama orang tersebut mengemban jati diri lain.

Jati diri itu:

  1. Senina
  2. Kalimbubu
  3. Anakberu

Perkawinan
Perkawinan adat Suku Karo didifinisikan, "... tidak saja mengikat kedua belah pihak yang berkawin saja, tetapi juga mengikat keseluruhan keluarga kedua pihak termasuk arwah-arwah leluhur mereka.
"...termasuk arwah-arwah leluhur mereka." hal inilah yang menjadi benturan ditijau dari Injili .


Imanku
Air gelas mineral kalau dimantera, maka ada berhala di air mineral itu. Iman Kristiani yang kumiliki melarang aku untu meminumnya. Tapi air gelas mineral yang lain tetap aku minum.


Minggu lalu aku melakukan kegiatan adat. Memasang hiasan kepala semacam topi pada orang tua penganten untuk upacara pernikahan adat perkawinan anaknya.


Makna adat leluhur dalam kegiatan itu mungkin sebagai berikut: (aku juga belum mendalami)
Aku adalah kalimbubu alias pemberi dara dalam keluarga orang tua penganten, dimaknakan sebagai pemberi berkat, rejeki, diistilahkan sebagai tuhan yang kelihatan di bumi.

Saat memasang topi itu aku berseru

"Haleluya,Tuhan memberkati"lalu kupasangkan.


Jakarta 29 Juli 2009



Minggu, 12 April 2009

KEHIDUPAN DI RUMAH ADAT KARO, Sepatu Biru

SEPATU WARNA BIRU

Sekitar tahun enampuluhan makmur daerah desa sekitar. Waktu itu ekspor sayur dan buah buahan ke negara tetangga Singapura sangat ramai. Berapa saja dikirim jeruk pernantin istilah nama buah di pasar lokal, habis ditelan warga Singapura. Manisnya memang bukan main, Besar buahnya bisa sebesar tinju orang dewasa. Kulitnya tebal ranumnya menggoda. Bahkan kulitnya, kalau dikeringkan dan dimakan terasa manis manis asam, biasa diolah demikian rupa oleh etnis Tionghoa kala itu jadi manisan.

Pohonya besar tinggi dan carangnya banyak, tak bermusim alias berbuah terus. Tak kenal pupuk kimia. Pupuk kotoran babi maupun sapi cukup tersedia di desa. Seakan berkat khusus dari Pencipta kepada warga desa,

Sumber penghasil dari alam bagi keluarga yang sangat menggairahkan. Dan sangat menggoda pemuda masa akilbalik alias ABG anak baru gede masa kini, untuk memanjat memetik dan mendapat imbalan upah yang besar. Cukup menyenangkan dan berlebihan untuk digunakan berpoya poya di masa ABG .

Gindo, yang libur mengunjungi nenek Itingnya. Dibawa bertandang oleh kawanan selumbung yang ditumpanginya ke desa yang ditumbuhi jeruk pernantin. Tersipu kagum Gindo meliwati pohon jeruk menguning hampir menutupi semua daunnya takkala memasuki perladangan desa Pernantin. Kekaguman Gindo menjadi jadi lagi takkala mulai memasuki jalan utama desa. Kedai kopi banyak di kiri kanan dan ada kedai nasi beberapa.

Soal kedai kopi, memang setiap desa ada. Paling dua atau tiga saja jumlahnya. Tapi soal kedai nasi, sampai masa kini pun tidak lajim dimiliki desa. Rupanya ABG desa Pernatin kala itu lebih suka makan di kedai nasi dari pada di rumah. Besar kemungkinan, para ibu juga lupa memasak karena rendang padang tersedia hangat di kedai nasi.

Kekaguman Gindo belum tuntas. Ketika rombongannya memasuki salah satu kedai kopi untuk melepas lelah perjalanan kaki hampir 10 km untuk sampai di desa.

Ramai pengunjung kedai, ada yang tua dan ABG laki tak kalah banyaknya. Dandanan ABG itu umumnya sepatu biru. Sepatu buatan Jepang. Sepatu top kalangan atas ABG Medan. Gindo tak pernah memakainya walaupun dia tinggal di Medan. Begitu pula celana dan jeket jean yang disandang ABG di kedai itu. Tak ubahnya yang dipakai ABG Medan kalangan atas. Barangnya berkelas harganya mahal. Tampaknya, Upah memanjat dan memetik jeruk memungkinkan gaya hidup mereka demikian. Dan sayangnya, lupa mereka menekuni sekolahnya.

Berkat alam yang sangat memanjakan, kadang tak tepat disyukuri manusia. Puluhan tahun dan mungkin ratusan tahun takkala rumah adat di desa itu mula di bangun, pohon jeruk tumbuh kokoh, hijaunya sama dengan gunung di sebelahnya. Gunung yang setiap senja menyanyikan irama riuh suara orang hutan yang bersahut sahutan. Keseimbangan alam terjaga.

Seperti masa kini, banjir badang berita sehari hari. Di pulau sini dan pulau sana terjadi. Bahkan jalan tol bandara ibu kota, mobil hampir tenggelam. Lumpuhlah penerbangan bangsa ini.

Kalau pada jamannya jeruk pernantin itu, ada juga isilah sungai Deli yang membelah kota Medan banjir. Maknanya jauh beda dengan banjir masa kini. Banjir sungai Deli itu, paling airnya meluap dari yang biasa, tapi tak ada rumah yang hanyut. Kadang kadang, anak hanyut ada juga. Keseimbangan alam secara fisik telah dirusak oleh ulah manusia.

Tiba tiba dalam masa berkat yang melimpah, alam berubah. Pohon jeruk yang tumbuh kokoh subur laksana kokoknya gunung di sebelah, mulai meringis tampak lelah sekali untuk tumbuh. Tidak saja di desa Pernantin, tapi menyeluruh di seluruh desa kabupaten Karo yang punya pohon jeruk. Tak ada obat tanaman yang dapat meringankan kemauan tumbuh. Akhirnya mati.

Ahli tanaman PBB turun tangan dan menyebutkan virus sumatera penyebab kematian. Virus yang tidak dikenal sebelumnya. Kini, jeruk pernantin tinggal kenangan. Rasa dan ranumnya belum tertandingi sampai kini.

Alam dapat berubah karena ulah manusia, dapat juga berubah kerna alami dan kehendak Pencipta. Perlu disyukuri dengan tepat berkat yang melimpah. Perlu pula dicermati laknat yang mungkin datang. Alam perlu dibuat jadi sahabat . Masa ABG jangan lupa menekuni sekolah.

Jakarta 12 Pebruari 2008

Dame Munthe

0817826026.

dame@data-e.com

Minggu, 03 Agustus 2008

APLIKASI ADAT

MENGANTAR SEBAGIAN BATANG UNJUKEN



Semingggu setelah selesai pesta adat pernikahan anak perempuan satu satunya dalam keluarga, aku pulang ke Medan dengan maksud memberikan sebagian dari batang unjuken semacam mahar. Jumlahnya tidak seberapa karena sudah dibagikan kepada keluarga dalam pesta itu sebagian besarnya

Cara baginya setelah ditambahi dan dijadikan pecahan Rp. 1000.-
1. Kutemui anakberu di Desa Ajinembah dan kuserahkan 50 lembar untuk dibagikan kepada keluarga.
2. Ke kedai kopi dan membagikan kepada pelanggan yang sedang minum kopi masing masing dua lembar.
Setiap memberikan dicari dulu informasi tutur atau hubungan kekerabatan adat dan sewaktu menyerahkan disertai ucapan berikut:

Kalimbubu “Kam si ngalo bere-bere br. Munthe anak no 3 i rumah”
Puang Kalimbubu “Kam singalo perkempun br. Munthe anak no 3 i rumah.
Sukut “Kam singalo tukur br. Munthe anak no 3 i rumah’
Anakberu “kam si ngalo sabe, pajekken lambe-lambe”

Hal yang sama kulakukan juga kepada keluarga di Desa Sarimunte, kampung kelahiran ibu.



Jakarta, 4 Agustus 2008
Dame Munthe.
dame@data-e.com

DESCENDANTS OF KULIM MUNTHE ca.1746- AJINEMBAH NORT SUMATERA

SILSILAH KULIM MUNTHE AJINEMBAH
KARO SUMATERA UTARA INDONESIA
(Disusun oleh: Dame Munthe. Tulisan yang di ketik miring hasil percakapan
dengan Bulang DERUM MUNTHE di Ajinembah, Juni 1971).
up date Jan. 2008


1 BAPA KLONTIK MUNTHE 00.000.0
.. +NANDE KLONTIK br. TT

..... 2 KLONTIK MUNTHE 01.000.0 ca.1746 -
......... Nama istri dan jumlah anak tidak diketahui, salah satu anaknya bernama Tjarik Munthe

............. 3 TJARIK MUNTHE 02.000.0
................. +DJEHDJER br KARO
Jumlah anak lima orang yaitu 1. Ngoko br Munthe. 2. Tangtang br Munthe. 3. KULIM MUNTHE. 4. Djabu Munthe, hubungi Desa Talimbaru. 5. Bali Munthe, hubungi Desa Mulawari.

..................... 4 Ngoko br Munthe 03.000.1
......................... Nama suami tidak diketahui, jumlah anak sebanyak tiga orang dan nama anak tidak diketahui.
............................. 5 TT
............................. 5 TT
............................. 5 TT
..................... 4 Tangtang br Munthe 03.000.2
......................... Nama suami tidak diketahui, jumlah anak sebanyak tiga orang dan nam tidak diketahui
............................. 5 TT
............................. 5 TT
............................. 5 TT

..................... 4 KULIM MUNTHE 03.000.3 1842 - 1962
......................... +NGURAH br DEPARI - 1931

(Imajinasi, Dame Munthe 2003)
1. Bulang Kulim sangat mencintai BIRING, NGURAH br DEPARI. Tipuluhsatu tahun Bulang Kulim menduda tanpa mencari pengganti Biring. Biring meninggal tahun 1931 dan disusul oleh Bulang pada tahun 1962. Bukan kebetulan kalau keturunannya sampai sekarang tidak ada yang beristrikan lebih dari satu.

2. Menamai anaknya sesuai dengan kegiatan yang digeluti yaitu: Anak pertama dinamai DERUM artinya suara/dengkur lembu. Anak ke dua dinamai GEMPANG artinya lembu golek/merebahkan badan. Dan anak ke tiga dinamai MBULAN artinya putih, memang lembu perjalangen umumnya berwarna putih. Penjualan lembu perjalangen (Pemeliharaan lembu dengan system melepasnya di padang rumput) sampai ke kepulauan RIAU. Bulang Mbulan kemudian mengubah namanya dengan Paulus sekaligus sebagai tanda yang memaknakan keluarga Bulang Kulim beralih kepercayaan dari PERBEGU ke kepercayaan KRISTEN PANTEKOSTA .

3.Tanah waris keluarga di AJINEMBAH besar kemungkinan diadakan oleh Bulang Kulim, termasuk tanah perkuburan keluarga. Hal ini ditandai dengan kuburan Biring di puncak bukit tersebut yang dikubur pada tahun 1931. Bulang Kulim menyusul dikubur di atas kuburan Biring setelah tulangnya diangkat/dipindah dari kuburan di Katepul. Tanah waris masih dinikmati sampai generasi ke lima.

5. Memang tidak ada informasi tentang “Ilmu” namun kegiatan dagang lembu antar pulau dan “Ilmu “ yang ada dimiliki anaknya Derum Munthe, saya cenderung menduga, beliau juga demikian.

6. Peralihan kepercayaan keluarga menjadi Kristen Pantekosta membawa tuaian yang harum di hadapan Tuhan dengan terwujudnya, satu cucu dari setiap anaknya mendirikan Gereja yang cukup berkembang yaitu Tumbung Munthe pendiri GEREJA SIDANG ROH KUDUS INDONESIA (GSRI) dari anak pertama. Natap Munthe pendiri GEREJA JEMAAT ALLAH INDONESIA (GJAI) dari anak ke dua. Dan Benyamin Munthe mendirikan GEREJA KEMENANGAN IMAN JNDONESIA (GKII) dari anak ke tiga.

7. Perawakan Bulang Kulim kecil terkesan lincah. Umurnya 10 remai (satu remai sama degan 12 tahun). Pada jamannya profesinya termasuk kelas atas. Saudagar lembu antar pulau.

8. Bapa Longge Munthe masih sempat melihat peralatan “Empat Batang Besi Pancang” Tetapi tidak pernah melihat digunakan oleh Bulang Derum Munthe. Ceritanya bila dipancang pada titik empat segi, masing masing besi di tancapkan pada sudut , maka keluar dari tanah aneka barang tambang seperi emas timah dan sebagainya. (Longge Munthe, 2003).


............................. 5 DERUM MUNTHE 04.003.1 1890 - 1982
................................. +RAMIS br TARIGAN - 1970
1. Bila harimau tertangkap basah memangsa lembu di padang rumput. Maka saling tarik terjadi antara Bulang Derum dengan harimau. Biasanya kata-kata bulang kepada harimau begini, “Sudah cukup untukmu” sambil menarik sisa daging

2.Lembu pernah mati serentak dan bangkainya di tanam di tanah kebun pekarangan rumah tempat bulang tinggal..

3. Dapat mengobati istri yang mandul. (Bale Munthe, 1986)

4. Mata dipahat tidak mempan. (Jonatan Ginting, 2001)

5. Bertobat karena kalah "Ilmu" dalam pertarungan dengan Pendeta Jecson. (Tinggi Sitepu, 2001)

6. Tinggal di Rumah Adat Suah (8 jabu), Kemudian diruntuhkan karena usia tak layak huni lagi. (Longge Munthe, 2004)

7. Rambut putih terurai panjang. Pernah seorang laki-laki tergoda karena menyangka "wanita" dan berlaku usil, langsung dipiting olehnya. (Benyamin Munthe, 2004)

8. Perawakannya kecil, tinggi kurang dari 160 cm. Waktu masuk penjara (1921) karena membunuh lawan tarung bebuyutan di Ajinembah. Karena badan kecil, mapaslah orang tahanan lainnya dan menyuruh mengurut mereka bergantian.. Setiap yang diurut, kesakitan. (Longge Munthe, 2004)

9. Di usia tuanya, gigi masih utuh semua, namun pikiran pikun berat.
10. Ayahku dulu berguru, belajar ilmu hitam kepada Derum Munthe. Pada pertemuannya terahir untuk berguru, Derum Munthe mengatakan bahwa dia telah pindah “Guru” akibat kalah tarung dengan Pendeta Jecson.
“Kalau guru pindah guru, kami pun ikut pindah lah” respon ayahku, inilah asal muasalnya keluargaku jadi Pantekosta semua. (KABAR GINTING, 2002).
11. "Mbue takina" atau banyak akalnya, Pernah, seorang ibu sakit kemudian Bulang Derum mengobati dengan persyaratan disebut Bulang. Mulai dari daun sirih, ayam putih dimasak utuh dan segala macam daun. Dibungkus rapi dengan kain sarung termasuk perhiasan emas yang dipakai hari ini. Dibundel jadi satu dengan penyakitnya dan akan dihanyutkan pada pagi hari sebelum matahari terbit. Tempat dan sungai ditentukan kemudian. Pada hari H bundel di hanyutkan dan di hilir sungai kakitangan Bulang akan mengambil bundel itu. (Setiana br. Sitepu, 2001)

..................................... 6 TUMBUNG MUNTHE 05.031.1 1917 - 1987
......................................... +RUTH br KARO
..................................... *2nd Wife of TUMBUNG MUNTHE 05.031.1:
......................................... +REBEKA br SINURAYA

1. Sukses dalam mengelola perusahaan kayu, Tahun 1955 telah memiliki mobil sedan merek Austin yang masih langka di Medan.

2. Pendiri GEREJA SIDANG ROH KUDUS INDONESIA (GSRI) sekali gus menjadi Gembala Sidang. Dan sejak itu, usaha perusahaan kayu ditinggal.

3. Saya masih ingat, awalnya kami kumpul, mungkin tak lebih dari 10 keluarga. Kel. Pdt Tumbung Munthe, ayahku, Bapatengah dan Bapanguda keduanya adalah adik ayahku , tuan rumah, dan ditambah satu atau dua keluarga lagi dari derah sekitar.
Bapanguda sekaligus menjadi supir Jeep Willis mengangkut kami dari Jl. Serdang, Medan dan meyinggahi keluarga Bapatengah di Jl. Lombok. Kemudian langsung ke Lau Cih.
Tempat kumpul sekitar 500 meter dari bangun GSRI Lau-Cih sekarang, seberang jalan arah ke Pancur Batu, kalau kita dari Medan .
Kehadiran ayahku beserta keluarga saudara darah Pdt. Tumbung Munthe, adalah untuk mendukung cikal bakal kebaktian GSRI. Seingatku ayah serta keluarga lainnya, hadir selama satu tahun pada setiap kebaktian minggu. Mereka pamit kepada Pendetanya masing masing untuk keperluan tersebut. Itulah sebabnya aku pun hadir disana.(Dame Munhe, 1962)


..................................... 6 BALE MUNTHE 05.031.2 1921 - 1998
......................................... +BAGEM br. SEMBIRING SINULAKI 1928 –

Kata penghiburan pada acara sebelum pemakaman.

1. "Pendiri Gereja GPdI Tanah Karo" kata,Tinggi Sitepu.
2. "Pantas menerima penghargaan Gereja" kata, Mulgap Ginting.
3. "Kalau ada sistem penghargaan Gereja GPdI, layak diberikan. Khotbah melalui profesi tukang kayu" kata Pendeta Wakary yang di bawakan oleh adiknya. Pendeta Wakary berhalangan, kebaktian penghiburan di rumah Medan dia yang memimpin.
4."Pendoa safaat yang tangguh" kata Longge Munthe.

Kata penghiburan beberap hari kemudian.

1. "Sangapkal bagi ia mate" kata salah satu supir angkot Ajinembah.
2. "Bagi elokkenna aku" kata teman kerja yang menemani Bapa ke Ajinembah, dari pagi sampai makan siang di lokasi bangunan Gereja GPdI dekat Pajak Singa. Habis makan mereka berpisah dan beberapa menit kemudian, Bapa jatuh, koma, dan pukul 16 30 WIB Bapa meninggal.
3. "Menggugah kami sekeluarga masuk Kristen di tahun 1947, pendiri Jemaat Pantekosta Kabanjahe" kata Kabar Ginting.
4. "Pendoa safaat keluarga kesan di cucunya Jirehova Munthe, “Baca Koran pagi hari , malamnya didoai”. kata Rin br Bangun.



Cerita Ayah
1, Dulu, kalau dia dimarahi kakek. Maka kakek akan menghukum dengan memukulkan batang ubi kayu ke punggung ayah. Batang ubi kayu itu akan hancur di punggung ayah. Kaerena sering begitu, ayah jadi bandel dan berkata “Paling sakitnya seperti kemarin” kemudian ayah berjanji akan dirinya, “Kalau nanti punya anak, tidak akan memukul”. Seingat saya, saya sekali ditempeleng ayah, ketika saya ganggu dia membaca alkitab.

2. Pernah diracun melalui teh manis di kedai kopi, terasa sewaktu pangkas dan dia berdoa untuk penawarnya.

............................................ 7 DAME MUNTHE 06.312.1 1946 -
................................................ +KERARIN br. BANGUN 1944 -
.................................................... 8 BANAGAVE MUNTHE 07.121.1 1975 -
........................................................ +MULYATRIANA WIDAYATI br.BANGUN
9 NATALIE MULIATHA br. MUNTHE 08.211.1
2001
............................................................ 9 HUGO RICKS MULYA MUNTHE 08.211.2 2006 -
.................................................... 8 JIREHOVA MUNTHE 07.121.2 1979 -
........................................................ +MARIANA
............................................................ 9 REVERON MUNTHE 08.212.1 2003 -
.................................................... 8 HELEN MORINGE br. MUNTHE 07.121.3
1982-
.................................................... 8 JOYATETA MUNTHE 07.121.4 1985 -
............................................ 7 RAHEL br MUNTHE 06.312.2 1951 - 2006
............................................ 7 ESTER br MUNTHE 06.312.3
............................................ 7 ANNA br MUNTHE 06.312.4
................................................ +PAUD RAMBE
.................................................... 8 EVY RAMBE BEBERE MUNTHE 07.124.1
.................................................... 8 MUSA RAMBE BEBERE MUNTHE 07.124.2
.................................................... 8 DAUD RAMBE BEBERE MUNTHE 07.124.3
.................................................... 8 JOSEP RAMBE BEBERE MUNTHE 07.124.4
.................................................... 8 RUTNITA br RAMBE BEBERE MUNTHE 07.124.5
............................................ 7 REBEKA br MUNTHE 06.312.5
............................................ 7 MARIANI br MUNTHE 06.312.6
............................................ 7 KALBIN MUNTHE 06.312.7
............................................ 7 LEO PETRUS MUNTHE 06.312.8
................................................ +DONDA MUTIARA SIHITE

..................................... 6 NGUKURI br. MUNTHE 05.031.3 1925 - 1951
......................................... +SUASA PERANGIN-ANGIN
............................................ 7 SAMUEL PERANGIN ANGIN
............................................ 7 SEBA PERANGIN ANGIN bere MUNTHE 06.313.1
................................................ +MASA SEMBIRING
............................................ 7 ELIA PERANGIN ANGIN bere MUNTHE 06.313.2
................................................ +LAURA MBADOK br. GINTING MUNTHE
.................................................... 8 INGANTA PERANGIN ANGIN
.................................................... 8 KARINA br. PERANGIN ANGIN
.................................................... 8 KARTIKA PERANGIN ANGIN
.................................................... 8 TERAH ABE PERANGIN ANGIN




..................................... 6 MANGKEH MUNTHE 05.031.4 1929 -
......................................... +KEPIT br KARO
............................................ 7 TH0MAS MUNTHE 06.314.1
................................................ +MINNAWATI br DEPARI
.................................................... 8 JEMIMA br MUNTHE 07.141.1
.................................................... 8 JESIKA br MUNTHE 07.141.2
............................................ 7 MARIA br MUNTHE 06.314.2
................................................ +M. SANI
.................................................... 8 JOSEP BEBERE MUNTHE 07.142.1
.................................................... 8 LINDA BEBERE MUNTHE 07.142.2
.................................................... 8 LINA BEBERE MUNTHE 07.142.3
.................................................... 8 RINA BEBERE MUNTHE 07.142.4
.................................................... 8 ANGGA BEBERE MUNTHE 07.142.5
.................................................... 8 ANGGI BEBERE MUNTHE 07.142.6

............................................ 7 SETIA MUNTHE 06.314.3
................................................ +IDA
.................................................... 8 DAVIT CARLO MUNTHE 07.143.1
........................................................ +TT br KARO
............................................................ 9 ARI MUNTHE 08.431.1
............................................................ 9 CHARLY br MUNTHE 08.431.2
.................................................... 8 LEO MUNTHE 07.143.2
........................................................ +TT br PURBA
............................................................ 9 GRACE br MUNTHE 08.432.1
.................................................... 8 DION MUNTHE 07.143.3
............................................ *2nd Wife of SETIA MUNTHE 06.314.3:
................................................ +S. br SITEPU
.................................................... 8 REMENDA

............................................ 7 BAHTERA MUNTHE 06.314.4
................................................ +TT
.................................................... 8 FERY MUNTHE 07.144.1
.................................................... 8 META br MUNTHE 07.144.2
.................................................... 8 ONES MUNTHE 07.144.3
.................................................... 8 PUTRI br MUNTHE 07.144.4
............................................ 7 ROBET MUNTHE 06.314.5
................................................ +TT
.................................................... 8 NATANAEL MUNTHE 07.145.1
.................................................... 8 ANDREAS MUNTHE 07.145.2
.................................................... 8 LYDYA br MUNTHE 07.145.3
.................................................... 8 ELSA br MUNTHE 07.145.4
............................................ 7 EDISON MUNTHE 06.314.6
................................................ +RAHAYU
.................................................... 8 TT br MUNTHE 07.146.1
............................................ *2nd Wife of EDISON MUNTHE 06.314.6:
................................................ +TT
.................................................... 8 TT MUNTHE 07.146.1
.................................................... 8 TT br MUNTHE 07.146.2

..................................... 6 LONGGE MUNTHE 05.031.5 1932 -
......................................... +TAREN br. SINURAYA 1942 –

............................................ 7 ROSMERI br MUNTHE 06.315.1
................................................ +PERSADAAN UKUR TARIGAN
.................................................... 8 WENDY TARIGAN bere MUNTHE 07.151.1
.................................................... 8 DANIEL TARIGAN bere MUNTHE 07.151.2
............................................ *2nd Husband of ROSMERI br MUNTHE 06.315.1:
................................................ +IMANUEL SEMBIRING
............................................ 7 DJONA MUNTHE 06.315.2
................................................ +LYDIA br. PINEM
.................................................... 8 FERYANTA FIRDAUS MUNTHE 07.152.1
.................................................... 8 EGA FRANSISCA br. MUNTHE 07.152.2
.................................................... 8 MBURAK MUNTHE 07.152.3
............................................ 7 FLORIDA br MUNTHE 06.315.3
................................................ +JOSUA SEMBIRING
.................................................... 8 ANDI BINANTA SEMBIRING bere. MUNTHE 07.153.1
.................................................... 8 NIKO GAMALIEL SEMBIRING bere MUNTHE 07.153.2
.................................................... 8 YOUDI SEMBIRING bere MUNTHE 07.153.3

............................................ 7 NATANAEL MUNTHE 06.315.4
................................................ +RAHMANI br. TARIGAN
.................................................... 8 IRMA br. MUNTHE
.................................................... 8 GERY MUNTHE 07.154.1
.................................................... 8 GEOVANI MUNTHE 07.154.2
............................................ 7 CHANDRA MUNTHE 06.315.5
............................................ 7 FERONIKA br. MUNTHE 06.315.6
................................................ +SUARDI NAPITUPULUH
............................................ 7 HENNY DEWANTY br. MUNTHE 06.315.7


............................. 5 GEMPANG MUNTHE 04.003.2 1894 - 1974
................................. +NGARAK br. TARIGAN, SUKA - 1994

1. Bulang Gempang Munthe pernah menjabat Penghulu Kuta Ajinembah. Meninggalkan Ajinembah, pindah dan bermukim di Kuta Katepul karena hawatir akan keselamatan keluarga yang disebabkan oleh kematian serentak lembu perjalangen yang diduga karena diracuni oleh pihak lain. Waktu itu anak Bulang Gempang dua orang yakni Natap dan Pokok, lahir 1935. Keduanya masih kecil tapi sudah berjalan sendiri, sehingga perjalanan itu sering berhenti untuk melepas lelah. (Pokok br Munthe, 2002).

2. “NATAP” Nama yang diberikan kepada anak tertua Gempang Munthe dengan maksud sebagai kenangan, rasa hormat dan cinta keluarga kepada Nini Ngurah br Depari yakni istri Bulang Kulim yang meninggal beberap bulan yang lalu sebelum kelahiran putra pertamanya. (Pokok br Munthe 2003).

3. Nini Ngurah br Depari, dikubur di puncak bukit (1931). Dan menjadi perkuburan keluarga “Tinggal menatap saja dari puncak bukit” begitulah makna pemberian nama itu. (Pokok br Munthe, 2003).

4. “Natap” nama anak tertua Gempang Munthe, ada maksud yang lain, yaitu karena harta di Ajinembah bayak yang pindah tangan, maka tinggal menatap saja. (Longge Munthe, 2004).



..................................... 6 NATAP MUNTHE 05.032.1 - 1988
......................................... +SETIANA br. SITEPU, PAYUNG

1. Pendiri GEREJA JEMAAT ALLAH INDONESIA (GJAI) dan sekali gus menjadi Gembala Sidang. Sembari kegiatan bisnis perbengkelan, pendidikan dan latihan terus berkembang. Simultan dilakukan.
2. Awalnya, usaha reperasi sepeda motor ruang depan rumah tinggal. (Dame Munthe 1964)
............................................ 7 RODE br MUNTHE 06.321.1
................................................ +RUSLI KETAREN
.................................................... 8 ENDAITA br. KETAREN BEBERE MUNTHE 07.211.1
.................................................... 8 JOSUA KETAREN BEBERE MUNTHE 07.211.2
.................................................... 8 M. SABRIANA br. KETAREN BEBERE MUNTHE 07.211.3

............................................ 7 IMANUEL MUNTHE 06.321.2
................................................ +ELISABETH br SITEPU

Pdt. Imanuel Munthe Membantu Ibu gembala mengembalakan Jemaat GJAI dan meneruskan pengelolaan bisnis perbengkelan, pendidikan dan latihan yantg semakin maju. (2006)

.................................................... 8 JO'EL GINARGAR RAJASORI MUNTHE 07.212.1

1. Termasuk keturunan RAJASORI MUNTHE, hal ini dikukuhkan dengan pemberian nama pada salah satu keturunan yakni “JO’EL GINARGAR RAJASORI MUNTHE” Ginargar artinya keturunan. (Setiana br Sitepu, 2001).


.................................................... 8 UNICE br. MUNTHE 07.212.2
.................................................... 8 SHARON SALSALINA br. MUNTHE 07.212.3
............................................ 7 SUSANNA br MUNTHE 06.321.3
................................................ +SEJAHTERA PURBA
.................................................... 8 JUDHA VICTOR PURBA BEBERE MUNTHE 07.213.1
.................................................... 8 CAROLINE EMENINTHA br PURBA BERE MUNTHE 07.213.2
.................................................... 8 ANDRE BENYAMIN PURBA BEBERE MUNTHE 07.213.3
............................................ 7 DEBORA br MUNTHE 06.321.4
................................................ +REZEKI SEMBIRING
.................................................... 8 GRASIA br. SEMBIRING BEBERE MUNTHE 07.214.1
............................................ 7 NAOMI br MUNTHE 06.321.5

..................................... 6 POKOK br MUNTHE 05.032.2
......................................... +JOHANES TARIGAN
............................................ 7 NUAH TARIGAN bere MUNTHE 06.322.1 1964 -
................................................ +YAYUK YULIA br BUKIT 1964 -
.................................................... 8 ANDREAS YOSAFAT TARIGAN
............................................ 7 KRISTINA br TARIGAN bere MUNTHE 06.322.2 1966 -
............................................ 7 JOHANNA br TARIGAN bere MUNTHE 06.322.3 1968 -
............................................ 7 EDI N. TARIGAN bere MUNTHE 06.322.3 1971 –

..................................... 6 TANDA br MUNTHE 05.032.3
......................................... +KILAP PURBA
............................................ 7 SEJAHTERA PURBA bere MUNTHE 06.323.1
................................................ +TT
.................................................... 8 TT
.................................................... 8 TT
............................................ 7 HANNA br PURBA bere MUNTHE 06.323.2 1964 -
................................................ +OKTAVIANUS SEMBIRING 1963 -
.................................................... 8 CHIKA IBERENA br SEMBIRING 1991 -
............................................ 7 ELIDA br PURBA bere MUNTHE 06.323.3
............................................ 7 DAHLIA br PURBA bere MUNTHE 06.323.4
............................................ 7 DAVID PURBA BEBERE MUNTHE 06.323.5

..................................... 6 PAKEN br MUNTHE 05.032.4
......................................... +BUATEN KABAN
............................................ 7 RUZENA KABAN BEBERE MUNTHE 06.324.1 1965 -
................................................ +TT
.................................................... 8 TT
.................................................... 8 TT
............................................ 7 SHEARLY br KABAN BEBERE MUNTHE 06.324.2
............................................ 7 VERA br KABAN BEBERE MUNTHE 06.324.3
............................................ 7 HENDRY KABAN BEBERE MUNTHE 06.324.4

..................................... 6 JENDAMALEM MUNTHE 05.032.5 1946 -
......................................... +ANNA br TARIGAN
............................................ 7 ROSALINA br MUNTHE 06.325.1
............................................ 7 DAUD MUNTHE 06.325.2
............................................ 7 IMAN MUNTHE 06.325.3
............................................ 7 EDUARD MUNTHE 06.325.4

..................................... 6 AMIN MUNTHE 05.032.6 1950 -
......................................... +RAINI br PANDIA 1950 -
............................................ 7 ANDRI MUNTHE 06.326.1 1979 –
+YESSI RONI br TARIGAN SILANGIT
............................................ 7 LIA br MUNTHE 06.326.2 1983 -
............................................ 7 IKO MUNTHE 06.326.3 1987 -
..................................... 6 NJALANI MUNTHE 05.032.7

......................................... +KARINA br PURBA
............................................ 7 RIBKAYANI br MUNTHE 06.327.1
............................................ 7 IBRANI MUNTHE 06.327.2
............................................ 7 BELSAZAR MUNTHE 06.327.3
............................................ 7 JHON NATANAEL MUNTHE 06.327.4

..................................... 6 MAHDALENA br MUNTHE 05.032.8
......................................... +BARTOMOLEUS KARO SEKALI
............................................ 7 DEVIYANTI br.KARO SEKALI BEBERE MUNTHE 06.328.1
............................................ 7 DANIEL KARO SEKALI BEBERE MUNTHE 06.328.2


............................. 5 PAULUS MUNTHE 04.003.3 1917 -
................................. +KEPAL br. BANGUN, TALIMBARU
1 Tumbung Munthe, hampir sebaya dengan Bulang Paulus Munthe. Dalam keluarga, mereka berdua mulai mengenyam pendidikan Belanda. Mereka berdua pula mulai berdomisili di Medan dan membuka usaha Pertukangan Kayu, termasuk ekspor dan impor . Saat pampasan Jepang ikut mendistribusikan kemeja.
2. Keduanya sukses sebagai pengusaha, keduanya membeli sedan Austin yang masih langka waktu itu. (1956)
..................................... 6 KRISTINA br MUNTHE 05.033.1 1940 -
......................................... +LEMAN SEMBIRING
............................................ 7 SABRINA br SEMBIRING BEBERE MUNTHE 06.331.1
................................................ +TT
............................................ 7 SANDRA br SEMBIRING BEBERE MUNTHE 06.331.2
................................................ +TT
.................................................... 8 TT
.................................................... 8 TT
............................................ 7 DEBORA br SEMBIRING BEBERE MUNTHE 06.331.3

..................................... 6 BENYAMIN MUNTHE 05.033.2 1941 -
......................................... +REHMANA br SEMBIRING

1. Melayani Tuhan, mendukung Gembala Sidang GSRI Tumbung Munthe. Kemudian mendirikan GEREJA KEMENANGAN IMAN INDONESIA (GKII) dan sekali gus menjadi Gembala Sidang.
2. Berkembang sampai ke pulau Jawa. Dan beberapa kali melakukan KKR di Istora Jakarta.

............................................ 7 GIDION MORIS MUNTHE 06.332.1 1974 –
+POPPY NELLY br SIREGAR
............................................ 7 VICTORIA FAITH br MUNTHE 06.332.2 1977 -
............................................ 7 JOICE ESTER br MUNTHE 06.332.3 1981 –

..................................... 6 ROHANI br MUNTHE 05.033.3
......................................... +OSWARI
............................................ 7 TT
............................................ 7 TT

..................................... 6 FREDY EZRA MUNTHE 05.033.4 1946 – 2007
......................................... +EMMA SITOMPUL
............................................ 7 TT br MUNTHE 06. 334.1
............................................ 7 TT MUNTHE 06.334.2
............................................ 7 TT br MUNTHE 06.334.3

..................................... 6 ELYSABETH br MUNTHE 05.033.5 1949 -
......................................... +TEGUH TARIGAN
............................................ 7 MELVA br TARIGAN BEBERE MUNTHE 06.335.1 1982 -
............................................ 7 SYLVIA br TARIGAN BEBERE MUNTHE 06.335.2 1983 -
............................................ 7 EUNIKE br TARIGAN BEBERE MUNTHE 06.335.3 1986 –
..................................... 6 JOHANNIS MUNTHE 05.033.6 1950 -
......................................... +DWIWORO SUNARINSIH 1956 -
............................................ 7 NIKEN FRISKILA br MUNTHE 06.336.1 1983 -
............................................ 7 DANIEL MUNTHE 06.336.2 1987 –

..................................... 6 SIMSON MUNTHE 05.033.7 1952 -
......................................... +GEORGINE KPRAAG 1956 -
............................................ 7 TONY MUNTHE 06.337.1 1984 -
............................................ 7 RENDY MUNTHE 06.337.2 1989 -
............................................ 7 TT MUNTHE 06.337.3

Sabtu, 02 Agustus 2008

APLIKASI KERJA ADAT SEBAGAI KEMPU

KEMPU MANIK


Marga saya: Ginting Munthe
Bebere : Sembiring Sinulaki
Ibu Saya : Beru Sembiring Sinulaki bebere Ginting Manik.
Karena ibu menyandang Bebere Ginting Manik maka saya disebut Kempu Manik

Aplikasi Adat:
Diundang pesta adat pernikahan oleh Sukut Marga Ginting Manik Bebere Sitepu, istrinya beru Barus Bebere Tarigan Silangit. Dalam undangan di cek list sebagai Sembuyak.

Kehadiran pada pesta adat:
Saya menyalami Sukut dan pamit mau duduk Runggu sebagai Anakberu. Sukut minta supaya duduk Runggu tetap sebagai Sukut.

Ada saran tetua adat:
Duduk Runggu sebagai Anakberu untuk menghormati Sukut Ginting Manik sebagai Puang Kalimbubu.
Takkala acara Sukut Ginting Manik menyambut tamu, ikut berdiri sebagai Sukut mendapingi Sukut Ginting Manik.


Jakarta 2 Agustus 2008
dame@data-e.com

Jumat, 01 Agustus 2008

JALAN SENA MEDAN

JALAN SENA MEDAN



Dimana Jalan Sena? Tak terbayang aku kini. Soalnya, setengah abad aku tak kesana. Dulu, ada lapangan disitu. Dibuat panggung tidak permanen, untuk merayakan 17 Agustus. Model perayaan itu, “Guro Guro Aron Perkolongkolong” semacam pesta musik dan tari masyarakat Suku Karo. Selain merayakan 17 belasan, pesta ini sering diadakan untuk menyambut tahun baru, habis panen tahunan maupun temu kangen. Sekalian anjang perkenalan muda mudi sebab dihadiri oleh muda mudi sekitar atau antar desa.

Perkolongkolong, alias biduan sepasang, perawan dan jaka, yakni bintang utama pada acara perayaan itu. Biduan inilah yang bersenandung lagu format pantun kehidupan cinta muda mudi yang sangat dinikmati oleh muda mudi dan para ibu bapak. Bahkan nenek kakek juga.
Pasalnya, marga hadirin disebut oleh Biduan pada ujung lagunya. Kalau penyebutan marga pada senandung lagu sang Biduan mengena, akan diaplus oleh hadirin dengan teriak suara senang seperti berikut “uhhhhh, surak” secara serentak dan diteruskan tepuk irama serentak pula, kayak model tepuk pramuka.

Memang, kata ganti Suku Karo sangat banyak. Besar kemungkinan tidak dipunyai suku lain. Dan satunya kata ganti itu yang merupakan sapaan mesra, yaitu “Nande Nangin” kepada marga (baca beru] Peranginangin. “Nande Iting“ kepada Ginting. “Nande Biring’ kepada Sembiring. “Nande Karo” kepada Karo-Karo dan “Nande Tigan” kepada Tarigan.
Untuk lakinya, Kata “Nande” diganti dengan kata “Mama”. Kalau mereka disapa dengan panggilan mesra ini, biasanya apa yang diminta pasti dapat.

Diawali acara doa restu yang diaplikasikan dengan cara Biduan menari dan melantunkan syair pantun lagu, tentang syukur kepada Tuhan, permohonan dan doa agar kehidupan warga lebih baik di masa datang .
Biduan mendendang lagu seakan menurunkan berkat dari Tuhan kepada masing masing individu dengan menyebut kelima marga pada ujung syair lagu secara bergantian. Syair doa khusus kepada ibu-ibu tak ketinggalan di dendang lagukan oleh Biduan.
Hadirin yang menari di panggung, di dekati oleh Biduan dengan gerak tari lembut, sahdu dan dilakukan bergilir sementara Biduan yang satu terus berdendang.
Baik yang menari di panggung maupun hadirin yang duduk bersila atau muda mudi yang bercengkrama di lingkar luar, terbuai. Seperti bayi yang dininabobokkan ibu tercinta.

Berikutnya, biasanya dendang lagu kelompok marga tertentu, tamu desa tertentu. Muda mudi, Dengan prinsip semua hadirin kebagian menari ke panggung dan didendang lagukan oleh sang Biduan .
Disini, tarinya mulai lincah mennggoda. Aplusan mulai terdengar.

Aplusan paling riuh biasanya pada acara terakhir, yaitu “Biduan diadu.” Sang Jaka, melantunkan lagu dan syair rayuan gombalnya. Sang Perawan merespon dengan gerak tari dan mimik mukanya.
Setiap ujung syair lagu yang mengena, aplusan dan tepuk berirama begema menyemangati Biduan. Tepukan irama paling riuh biasanya dari kelompok ibu-ibu paruh baya. Ingat mudanya, kali.
Kakek nenek biasanya seyum senyum saja, tak kuat ikut beraplus. Tak kuat bertepuk pramuka lagi. Tapi setia menikmati, walau malam larut menjelang dini hari
Biduan saling berganti menari, saling berganti mengalunkan pantun lagu. Saling sindir , saling berkeliat semasih bisa, sampai tak dapat mengelak lagi. Alias kamus pantun sudah habis.

Malam itu, Biduan Jaka, di ujung lagunya selalu menyebutkan “… Nande Nangin” Dalam melantunkan syair lagu rayuan gombalnya. Sang Perawan, mengelak, berkeliat bahkan menyindir sayang di ujung syair lagu dengan menyebutkan “…Mama Iting”.
Rasanya, seakan aku di panggung. Soalnya margaku Ginting dan cinta moyetku Peranginangin. Keloplah.

Kalau kamus pantun sudah habis, biasanya satu jam lebih, Biduan Wanita akan mendendangkan lagu tanda suka kepada jejaka sebagai tanda “acara biduan diadu” telah usai.
Mereka pun berduet lagu penutup berpantunkan “Kalau kita sudah menari, menyanyi berdua. Jangan kita berpisah lagi”

Disanalah, di Jalan Sena, pertama kali aku terbuai senandung lagu sukuku. Titik awal aku mencintai budaya kehidupan adat Suku Karo. Identitas diri, memang perlu.


Jakarta 14 Januari 2008

Dame Munthe.