Laman

Senin, 03 Agustus 2009

Munthe dari Abad dini Sampai Kini

"MUNTHE" DARI ABAD DINI SAMPAI KINI



"Munthe" Unik. Mungkin, nama keluarga atau marga "Munthe" unik bila dibanding dengan nama keluarga lainnya. Pasalnya "Munthe" digunakan oleh berbagai suku, daerah, wilayah, atau kumpulan penduduk yang mendiami tanah sekitar danau Toba. Meliputi, Tongging Sipituhuta, Tanah Karo Simalem, Dolok Sanggul, Toba, Mandailing dan Angkola, Labuhan Batu, Simalungun, Gayo Luas dan Alas, Pakpak Dairi. Dan kabarnya, "Munthe" ada juga mengelompok di daerah tertentu pulau Sulawesi dan pulau Irian. Di Sulawesi, mereka menyebutkan dengan "Muntu" dan desanya dinamai " Desa Munte"

Uniknya Lagi "Munthe" Itu. Sudah ada tercatat digunakan oleh 12 orang diantara tahun 1000-1499 .Tertua bernama Ascricus van Munte (1072 - …) tinggal di Vlanderen, wilayah Belgia sekarang. Di Norwegia, keturunan Ludvig Munthe (1593-1649) disusun rapi silsilahnya oleh Severre Munthe, dalam buku FAMILIEM MUNTHE IN NORGE. Kini (1995) jumlah keturunannya lima ratus lebih. Munthe Norwegia menyatakan bahwa Vlanderen adalah tanah asal leluhur mereka. Dan tampaknya, sebagai penghargaan kepada "Munte" tertua tersebut maka web side mereka namai dan dengan alamat berikut,
http://www.geocities.com/-ascricus/genealogy/surnames.htm

"Munthe" Sekitar Danau Toba Apakah ada hubungannya dengan "Munthe" Norwegia.? Belum ada penelitian yang rampung. Pernah ada usul penelitian "Sejarah dan Silsilah Marga Munthe" Universitas Simalungun (1999). Team Peneliti sudah dibentuk. Proposal Penelitian dan Bab I Pendahuluan sudah disusun. Tapi belum dapat diselesaikan. Namun ada beberapa catatan yang sangat menggelitik minat tahu warga "Munthe".

Sitor Situmorang pada buku TOBA NA SAE menulis
"…terutama Barus yang sejak abad abad dini (sejak kira-kira abad 5) sudah disinggahi oleh perahu-perahu layar antar benua sebagai pelabuhan pengekspor kemenyan dan kamper (Kapur barus)." Pelabuhan Barus memang merupakan pintu satu satunya wilayah barat Sumatera Utara.


Penulis yang sama dalam bukunya "GURU SOMALAING DAN MODIGLIANI UTUSAN RAJA ROM" " mengemukakan bahwa Barus telah dicatat sebagai berikut:
1. Tahun 150 oleh sarjana Ptolemaeus di Aleksandria (Mesir
sekarang).
2. Tahun 692 oleh I-tsing.
3. Tahun 846 oleh Ibnu Chordhadhbeh.
4. Tahun 851 oleh Raja Sulaiman.
5. Tahun 1088 ada pemukiman Bangsa Tamil.
6. Tahun 1292 oleh Marco Polo.
Jadi, mungkin saja terjadi, seorang "Munthe" petualang naik ke
kapal dan kemudian turun pada suatu daerah pelabuhan, kemudian
menetap pada suatu daerah tertentu. Dan gelitikan minat tahu
berikutnya, dari pelabuhan manakah "Pemuda Munthe "itu?.

Di Jakarta (1971). Kapten J. Munthe, Mayor David Munthe, Joahan
Munthe, Karel Munthe, Tumbungan Munthe, John Munthe, Banuara Munthe,
M. Situmorang, Hasugihan dan Polisten Munthe. Sepakat membentuk
Pungguan Munthe.
Rupanya, Pengurus Pungguan Munthe menyadari bahwa "Munthe" tersebar
di berbagai daerah termasuk Luar Negeri. Tokoh Pungguan Munthe pun
mengadakan pertemuan di Mayasari Cililitan dan kemudian dilanjutkan
dengan pertemuan tanggal 19 Januari 2001 di Kantor Kejaksaan
Kebayoran dan sepakat membentuk FORUM KOMUNIKASI MARGA MUNTHE
INDONESIA (FKMMI). Terdiri dari,

  1. Marga Munthe dari Tongging Sipituhuta,
  2. . Marga Ginting Munthe dari Puak Karo,
  3. Marga Munthe dari Dolok Sanggul,
  4. Marga Munthe dari Puak Toba,
  5. Marga Dalimunthe dari Mandailing dan Angkola,
  6. Marga Dalimunthe dari daerah Labuhan Batu,
  7. Marga Saragih Munthe dari Puak Simalungun,
  8. Marga Munthe dari Gayo Luas dan Alas,
  9. Marga Munthe dari Puak Pakpak Dairi,

Beserta anakberu masing-masing. Diresmikan pendiriannya pada tanggal 8 April 2003.

Home Page "SADAMUNTHE" Dipasang pertengahan 2001 dengan alamat
sebagai berikut http://www.geocities.com/sadamunthe tampilannya
masih sangat sederhana, perlu pengembangan lebih lanjut.
Groups "sadamunthe" di INTERNET Dipasang Maret 2003 dengan alamat
http://www.groups.yahoo.com/sadamunthe tampilannya sudah memadai dan
diharapkan keluarga muda "Munthe" dan generasi muda "Munthe"
menggunakan media ini, sebagai sumbang saran, tempat menyimpan
file"Munthe"danfileFKMMi.


Desa Ajinembah, Banyak Disebut Berkaitan Dengan "Munthe".
"Disanalah ia menjadi orang sakti yang menguasai segala persinumbahan
(ilmu –ilmu gaib dan Oppung Jelak Karo menamakan tempat itu Aji
Nembah (pertapaan sakti dan keramat) dan ahirnya disanalah ia menetap
dan membuka huta yang dia namakan Huta Aji Nembah".
Tn Sipinangsori (1395-1435) Berasal dari Ajinembah Karo landen, anak
Jelak Karo, tiba di Raya Simbolon sekitar tahun 1428 menunggang
horbo Sinanggalutu (Versi FKMMI Puak Simalungun. Buku Kenangan Marga Munthe,hal.81,83,.95)

Seorang Dalimunthe Cerita. Bahwa leluhurnya zaman duhulu kala
takkala sampai di daerah Labuhan Batu membawa bibit semacam kacang
yang disebut "dali".Kacang ditanam dan panen pada waktunya. Ternyata para tetangga sukaakan kacang tersebut. Dan para tetangga menyebut kan
"Tolong ambilkan (mungkin barter) kacang "dali-Munthe" ". Begitulah
penyatuan kata terus menerus dan menjadi sapaan bersahabat, "Dalimunthe."
"Munthe lah leluhur kami" kata penutur cerita menutup ceritanya..
"Dalimunthe kami ini, turunan dari penunggang kerbo Nengga Lutu dari
Ajinembah" kata Ketua FKMMI wilayah/daerah Padanglawas.

Seorang Saragih Munthe cerita Lagi.
"Tolong dalam menuliskan nama saya, ada "Saragih" nya" katanya tegas namun senyum.
"Pasalnya, leluhur kami dahulu kala tak boleh punya tanah di Raya kalau tidak menuliskan "Saragih" sebelum Munthe" lanjutnya sambil tersenyum simpul
"Dan leluhur kamilah penunggang "Kerbo Nenggala Lutu" dari Ajinembah itu" timpal Seorang Saragih Munthe lainnya yang duduk disampingnya.

"Menurut nenek kami (Oppung) bahwa Marga Munthe yang ada di
pengambatan berasal dari Aji Nembah (Kabupaten Karo)" kata Ketua
FKMMI Sipituhuta . (Buku Kenangan Marga Munthe, hal. 221)

David Munthe Seorang Anthrofologi. Tinggal di Madagaskar asal
Norwegia. Mengunjungi Kuta Ajinembah, diantar oleh Pengurus Nomensen
dan diterima oleh Pendeta Pantekosta Ajinembah (1971). David
mengemukakan bahwa leluhurnya berasal dari Ajinembah . Dia tahu rumah
sendi, dan mengatakan "putih" dalam bahasa ibunya dengan "Mbulan".
(Penutur, penduduk Ajinembah, 2001).

FKMMI KECATAN MEREK. Dibentuk menjelang ulang tahun FKMMI.
Kegiatan HUT ke III FKMMI tersebut diserakan pelaksanaannya kepada
Munthe Puak Simalungun dengan tugas sebagai berikut: Menyusun
Sejarah Munthe dan melaksanakan pesta HUT ke III FKMMI.
Pesta meriah dihadiri 600 orang, dilaksanakan Minggu, 20 Juni 2004
Pukul 12.00 wib. di Gedung SEJAHTERA Jl. Pondok Gede Kav. 58,
Jakarta Timur.
Buku "Sejarah Munthe" pun selesai dicetak dan dibagikan kepada
peserta pesta , Cuma nama bukunya di ubah menjadi "BUKU KENANGAN
MARGA MUNTHE"

Sukses Puak Simalungun, Sukses FKMMI dan salam untuk seluruh
marga Munthe dan anak berunya. Selamat HUT ke III FKMMI.


Jakarta, 22 Juni 2004 .
Dame Munthe.

Tidak ada komentar: