Laman

Rabu, 24 November 2010

Komentar, Pandikkar Dunia Maya

Pandikar dan Pandikir Harus Turun Gunung

Tulisan Impal/Mama (Bapanta bebere Ginting, Nande Pagit pe beru Ginting) Munthe mergana bagai pisau bermata dua.

Selain pujian bagi Impal/Mama Ginting yg lainnya juga merupakan peringatan bagi kita yang malas memberikan perhatian kpd forum ini.

Padahal masih banyak Pandikar/Pandikir dalam forum ini yang punya keahlian dan kesaktian di berbagai bidang, ada pandikar pers, ada pandikar dunia usaha, ada juga pandikir pertanian atau pandikir budaya atau bahkan pandikir ngena ate.

Mungkin keasyikan bertapa di gunung, atau masih menunggu di tikungan, yang jelas saya masih percaya mereka bukannya tidak peduli.

Dalam sebuah surat pribadi kepada salah seorang rekan di forum ini, saya sempat meragukan nafas panjang kita. Apakah akan terus bertahan ??? Tadinya saya membayangkan sisa-sisa semangat Gerakan Aron masih tertanam di dalam darah orang Moeda Karo atau mungkin Orang Karo Milenium. Semangat yang progresif, penuh perlawanan, anti penindasan, anti kemapanan dan sebagainya.

Lagi-lagi saya mengeluh......., daripada mengeluh dalam kegelapan, la kin lebih baik menyalakan sebatang lilin ???

Bicara Bandar Baru aku suka, tapi aku tdk pernah ke sana ???
Bicara masalah Buluh aku tak ahli......
Bicara Roti ketawa aku tdk tau ????

Tapi.....
Bagaimana kalau di Bandar Baru kita buat bungalow dari bambu, terkesan alami, ramah lingkungan (dan yang pasti kalau bergoyang pasti berbunyi.....?) Tak lupa kita sajikan roti ketawa dan cimpa sebagai pelengkap.

Kerajinan bambu bisa juga dijadikan andalan, agrowisata, hutan wisata... masih banyak. Tinggal kerja sama antar kabupaten yang diatur agar paket wisata tidak saling meniadakan penghasilan.

Kalau masalah prostitusi...., jujur saja ini penyakit lama, tidak dilegalkan akan tetap ada, kalau dilegalkan juga lebih baik. Kalaupun tetap harus ada, upaya pencegahan terhadap penularan penyakit saya sepakat harus diminimalisasi. Penggunaan kondom adalah upaya penyelamatan generasi muda kita. Saya tidak naif, ini realita.

Lantas... bagimana ini menjadi nyata dan lebih fokus, saya pikir KNA (dan LSM lainnya) bisa ambil bagian. Negosiasi/bargaining dg para pihak Pemda, Pengusaha, Investor DN/LN. Memberikan kontrol pada lembaga formal, hampir-hampir saya tdk percaya.

Maka usulan saya titik tolak KNA adalah aktifitas (aksi), sementara visi dan misi tetap berguna untuk mengukur langkah dan posisi. Aktifitas ini secara alami akan mengelompok menjadi minat-minat yang perlu diperhatikan.

Kalau demikian maka milis ini bukan sekedar sambilan kita semua tetapi menjadi Alat Perjuangan untuk membuktikan bahwa aron bukanlah kerja bakti (pengertian umum) tetapi kembali pada hakekatnya ARON adalah PERGERAKAN.


DAME MUNTHE wrote:

Pandikkar Dunia Maya (Copy dari Milis Tanah Karo)

PANDIKAR DUNIA MAYA KARO.


adi sinin catatan buena mail i bagin teruh "home tanahkaro" tempa
lit si menarik ibas bulan nov, 2002.
bas bulan e tecatat, terbayak mail sepanjang tahun 2002. em kap 203
mail adi persada ras bulan des. si buena 178 mail, maka jadi 381
mail.

tambah si e lebih menarik ka adi si nin,
dari 381 mail e dikirim oleh salah seorang netter, sebayak 51 mail
alias 13.4% perban bage er imajinasi, erhayal, aku ku uruk
ajinembah, perbahan la uku beluh ngataken kata tuhu, adi kata
tengteng, tentuna er la beluhna.


Erbalobat ia janah erdalan manjar anjar,
matawari i pudina,
langga dung minem namur,
kampuh lilitkenna ,
megara megersing rupana,
terselip ka je sarune.

enggo sepuluh bulan la ia lewat ije,
entah ertapa ia i kerangen ajinembah deher lau riman,
genduari balobatna ngelaguken "pereman dan sarjana,
laguna mido ido mentasi seh ku nederlan segala penjuru.

ciat, begina deher lodah,
ngenca lewatina bunuraya,
lit piga piga nimaisa ije,
pedaratna me jurus "sembuyak senina",
la tading jurus "ginting manik"
erbuena jelma i je,
erbuena jurus pedaratana,
tapi sada enda,
mayaan kiri kanan pedaratna,
meseksek dungna.

piga piga si nimaisa je ndai,
mengelopok,
lit ku "inul" lit ka ku "oma",

kalah aku,
ndarat aku.

mulihi ku ajinembah nina ukurna,
pesikapna jurus cabut menam sempurana,
tergejab bana keleng erturang,
salah sada si nimaisa ije nadai, pandikar diberu,
"turang", nina diberu e,
mintes meciho ukur tendina.

teruskenna perdalanna,
pedaratna jurus "hutan rimba karo",
jurus "KNA",
ras jurus sidebanna,
lompat berteng ia seh polonia,
pedaratna jurus terahir "selamat tahun baru"
medak minum kopi ia i nederlan.


Hebatttttttt, mjj Bung Juara, Pandikar Dunia Maya Karo.


Salatiga, 8 Mei 2003
D. Munthe.

Senin, 15 November 2010

"Batak"

Re: "Batak" konstruksi Jerman dan Belanda

Saya senang sekali membaca tulisan yang menyatakan asal kata "Batak".

Leluhur saya lahir di Desa Ajinembah
saya orang Karo bukan orang Batak

Punya bahasa Karo dan tak tahu mana yang disebut bahasa Batak
Punya tanah Karo dan Belanda Jerman bilang bagian tanah Batak
Punya adat budaya Karo yang unik hanya digunakan oleh Orang Karo.

Tampaknya, tulisan di DetikNews ini harus dibalas dengan hasil penelitian, bagi
teman teman yang selama ini menyatakan bahwa tanah Batak itu adalah Orang Batak.

Salam.

"Batak"

Senin, 15/11/2010 01:11 WIB
Batak Sebagai Nama Etnik Dikonstruksi Jerman dan Belanda
Khairul Ikhwan รข€“ detikNews

Medan - Nama Batak sebagai identitas etnik ternyata tidak berasal dari orang Batak sendiri, tapi diciptakan atau dikonstruksi para musafir barat. Hal ini kemudian dikukuhkan misionaris Jerman yang datang ke tanah Batak sejak tahun 1860-an. Simpulan ini dikemukakan sejarahwan Unversitas Negeri Medan (Unimed) Ichwan Azhari yang baru usai melakukan penelitian di Jerman.

Di Jerman, sejarahwan bergelar doktor ini memeriksa arsip-arsip yang ada di Wuppertal, Jerman. Dalam sumber-sumber lisan dan tertulis, terutama di dalam pustaha, atau tulisan tangan asli Batak, tidak ditemukan kata Batak untuk menyebut diri sebagai orang atau etnik Batak. Jadi dengan demikian nama Batak tidak asli berasal dari dalam kebudayaan Batak, tetapi diciptakan dan diberikan dari luar.

"Kata Batak awalnya diambil para musafir yang menjelajah ke wilayah Pulau Sumatera dari para penduduk pesisir untuk menyebut kelompok etnik yang berada di pegunungan dengan nama bata. Tapi nama yang diberikan penduduk pesisir ini berkonotasi negatif bahkan cenderung menghina untuk menyebut penduduk pegunungan itu sebagai kurang beradab, liar, dan tinggal di hutan," kata Ichwan Azhari di Medan, Minggu (14/11/2010).

Dalam penelitiannya yang dimulai sejak September lalu, selain memeriksa arsip-arsip di Jerman, Ichwan juga melengkapi datanya dengan mendatangi KITLV (Koninklijk Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkunde atau the Royal Institute of Southeast Asian and Caribbean Studies) di Belanda. Dia juga mewawancari sejumlah pakar ahli Batak di Belanda dan Jerman seperti Johan Angerler dan Lothar Schreiner.

Hasilnya, pada sumber-sumber manuskrip Melayu klasik yang ditelusurinya, seperti manuskrip abad 17 koleksi Leiden, memang ditemukan kata Batak di kalangan orang Melayu di Malaysia, tetapi sebagai label untuk penduduk yang tinggal di rimba pedalaman semenanjung Malaka. Dalam manuskrip itu, saat Malaka jatuh ke tangan Portugis tahun 1511, Puteri Gunung Ledang yang sangat dihina dan direndahkan oleh teks ini, melarikan diri ke hulu sungai dan dalam teks itu disebut, "... masuk ke dalam hutan rimba yang amat besar hampir dengan negeri Batak. Maka diambil oleh segala menteri Batak itu, dirajakannya Puteri Gunung Ledang itu dalam negeri Batak itu."

Tidak hanya di Malaysia, di Filipina juga penduduk pesisir menyebut penduduk pedalaman dengan streotip atau label negatif sebagai Batak. Untuk itu menurut Ichwan, cukup punya alasan dan tidak mengherankan kalau peneliti Batak terkenal asal Belanda bernama Van der Tuuk pernah risau
dan mengingatkan para misionaris Jerman agar tidak menggunakan nama Batak untuk nama etnik karena imej negatif yang terkandung pada kata itu.

"Di Malaysia dan Filipina penduduk yang diberi label Batak tidak mau menggunakan label merendahkan itu menjadi nama etnik mereka. Di Sumatera Utara label itu terus dipakai karena peran misionaris Jerman dan pemerintah kolonial Belanda yang memberi konstruksi dan makna baru atas kata itu," katanya.

Disebutkan Ichwan, para misionaris itu sendiri awalnya ragu-ragu menggunakan kata Batak sebagai nama etnik, karena kata Batak tidak dikenal oleh orang Batak itu sendiri ketika para misionaris datang dan melakukan penelitian awal. Para misionaris awalnya menggunakan kata bata sebagai satu kesatuan dengan lander, jadi bata lander yang berarti tanah Batak, merupakan suatu nama yang lebih menunjuk ke kawasan geografis dan bukan kawasan budaya atau suku.

Di arsip misionaris yang menyimpan sekitar 100 ribu dokumen berisi informasi penting berkaitan dengan aktivitas dan pemikiran di tanah Batak sejak pertengahan abad ke-19 itu, Ichwan menemukan dan meneliti
puluhan peta, baik peta bata lander yang dibuat peneliti Jerman Friedrich Franz Wilhelm Junghuhn, maupun peta-peta lain sebelum dan setelah peta Junghuhn dibuat.

"Peta-peta itu memperlihatkan adanya kebingungan para musafir barat dan misionaris Jerman untuk meletakkan dan mengkonstruksi secara pas sebuah kata Batak dari luar untuk diberikan kepada nama satu kelompok etnik yang heterogen yang sesungguhnya tidak mengenal kata ini dalam warisan sejarahnya," tukas Ichwan.

Dalam peta-peta kuno itu, kata bata lander hanya digunakan sebagai judul peta tapi di dalamnya hanya nampak lebih besar dari judulnya nama-nama seperti Toba, Silindung, Rajah, Pac Pac, Karo, dan tidak ada nama batak sama sekali. Dalam salah satu peta kata Batak di dalam peta digunakan sebagai pembatas kawasan Aceh dengan Minangkabau.

Kebingungan para misionaris Jerman untuk mengkonstruksi kata Batak sebagai nama suku juga nampak dari satu temuan Ichwan terhadap peta misionaris Jerman sendiri yang sama sekali tidak menggunakan judul bata lander sebagai judul peta dan membuang semua kata Batak yang ada dalam edisi penerbitan peta itu di dalam laporan tahunan misionaris. Padahal sebelumnya mereka telah menggunakan kata Batak itu.

Kata Batak yang semula nama ejekan negatif penduduk pesisir kepada penduduk pedalaman, kemudian menjadi nama kawasan geografis penduduk dataran tinggi Sumatera Utara yang heterogen dan memiliki nama-namanya sendiri pada awal abad 20, bergeser menjadi nama etnik dan sebagai nama identitas yang terus mengalami perubahan.

"Setelah misionaris Jerman berhasil menggunakan nama Batak sebagai nama etnik, pihak pemerintah Belanda juga menggunakan konsep Jerman itu dalam pengembangan dan perluasan basis-basis kolonialisme mereka. Nama Batak juga digunakan sebagai nama etnik para elit yang bermukim di Tapanuli Selatan yang beragama Islam," tukasnya.

(rul/rdf)

Rabu, 03 November 2010

Pilkada Kabupaten Karo 2010

Pilkada Tanah Karo Dua Putaran

Posted by Redaksi on November 3, 2010 · Leave a Comment

Medan (Berita) :Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Tanah Karo,Sumatera Utara yang dilaksanakan pada 27 Oktober 2010 ditetapkan menjadi dua putaran karena tidak ada pasangan calon bupati dan calon wakil bupati yang meraih suara 30 persen. ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Tanah Karo Benyamin Pinem yang dihubungi ANTARA Medan, Selasa malam[02/11] mengatakan, pasangan calon yang berhak mengikuti putaran kedua itu adalah Siti Aminah Perangin-angin dan Salmon Sumihar Sagala (nomor urut 1) yang meraih 30.804 suara atau 19,49 persen.

Kemudian pasangan Kena Ukur Surbakti dan Terkelin Brahmana (nomor urut 9) dengan 25.310 suara atau 16,01 persen. Kedua calon itu mengungguli pasangan Riemenda Ginting dan Aksi Bangun yang meraih 20.071 suara (12,70 persen), Sumbul Sembiring dan Paham Ginting dengan 18.439 suara (11,67 persen) serta pasangan Roberto Sinuhaji dan Firman Amin Kaban dengan 7.023 suara (4,44 persen).

Dalam penghitungan akhir itu, kedua pasangan calon itu juga mengungguli pasangan Abed Nego Sembiring dan Sanusi Surbakti yang meraih 12.024 suara (7,61 persen), Nabari Ginting dan Paulus Sitepu 14.889 suara (9,42 persen) serta Petrus Sitepu dan Koornalius Tarigan 15.389 suara (9,74 persen).

Sedangkan pasangan lain yang tidak ikut putaran kedua adalah pasangan HM Ramli Purba dan Roni Barus meraih 6.965 suara (4,41 persen) serta pasangan Andy Natanael Manik dan Fakhry Samadin Tarigan mendapatkan 7.133 suara (4,51 persen). Dari penghitungan suara yang dilakukan, tercatat kehadiran masyarakat sebanyak 166.195 orang atau persentase partisipasi 66,13 persen dari 251.323 daftar pemilih tetap (DPT).

Sedangkan dari jumlah suara yang masuk, 158.047 suara dinyatakan sah sedangkan sisanya 8.148 suara dinyatakan batal atau tidak sah. Meski telah ditetapkan dua putaran tetapi KPU Tanah Karo belum dapat menentukan jadwal pelaksanaannya karena masih menunggu respon masyarakat, termasuk kemungkinan adanya gugatan ke Mahkamah Konstitusi (MK).

“Kalau tidak ada gugatan ke MK, kami rencanakan (putaran keduanya) pada 27 November 2010,” kata Benyamin Pinem.

Menurut catatan, pilkada Tanah Karo yang dilaksanakan pada 27 Oktober 2010 diikuti 10 pasangan calon yakni Siti Aminah dan Salmon Sumihar Sagala (nomor urut 1), Riemenda Ginting dan Aksi Bangun (nomor urut 2), Sumbul Sembiring-Paham Ginting (nomor urut 3) serta pasangan Roberto Sinuhaji-Firman Amin Kaban (nomor urut 4). Kemudian, pasangan Abed Nego Sembiring-Sanusi Surbakti (nomor urut 5), Nabari Ginting-Paulus Sitepu (nomor urut 6), Petrus Sitepu-Koornalius Tarigan (nomor urut 7), HM Ramli Purba-Roni Barus (nomor urut 8), Kena Ukur Surbakti dan Terkelin Brahmana (nomor urut 9) serta Andy Natanael Manik-Fakhry Samadin Tarigan (nomor urut 10). (ant)

Selasa, 21 September 2010

Calon Bupati Kabupaten Karo 2010

1: Siti Aminah Br Perangin-angin/Salmon Sumihar Sagala
2: Riemenda Br Ginting/Aksi Bangun
3: Sumbul Sembiring/Paham Ginting
4: Roberto Sinuhaji/Firman Amin Kaban
5: Abednego Sembiring/Sanusi Surbakti
6: Nabari Ginting/Paulus Sitepu
7: Petrus Sitepu/Konalius Tarigan
8: Ramli Purba/Roni Barus
9: Kena Ukur Surbakti/Terkelin Brahmana
10: Andi Natanail Manik/Fakhry Samadin Tarigan

Jumat, 03 September 2010

Istana Tertua

Istana Tertua di Dunia Diubah Turki Jadi Museum Terbuka


REPUBLIKA.CO.ID,ANKARA--Satu istana berusia 5.000 tahun ditemukan di Turki Timur, istana tertua di dunia, akan menjadi museum udara terbuka pada Juni mendatang, kantor berita semi-pemerintah, Anatolia, melaporkan, Kamis. Istana yang ditemukan di bawah tanah di Aslantepe Tumulus, satu permukiman kuno di desa Orduzu, Provinsi Malatya, itu dibangun pada 3.300 Sebelum Masehi, dan pemugaran istana itu akan rampung pada tahun kini, kata Marcella Frangipane, dosen arkeologi Italia di Universitas La Spienza dan ketua tim penggalian di Aslantepe, kata Anatolia.

Menurut dia, museum itu akan memperlihatkan bagaimana negara purba di Aslantepe mulai dibangun dan bagaimana sistem negara dijalankan.Ia menjelaskan, tim penggalian berhasil menemukan plafon setiap ruang istana bersama atap untuk melindungi bangunan tersebut.

Bekas-bekas sebuah kuil, sebuah ruang pengadilan dan lorong-lorong ditemukan di dalam istana tersebut, sementara segel-segel ditemukan di sana yang menunjukkan keberadaan birokrasi pada saat itu, kata Frangipane.Peradaban tersebut berakhir dengan suatu kebakaran, namun bekas-bekas istana itu sangat penting untuk kemanusiaan, katanya.


http://id.news.yahoo.com/repu/20100902/twl-istana-tertua-di-dunia-diubah-turki-4d6e3f4.html

Kamis, 02 September 2010

Sepuluh Pasangan Calon Bupati Kab Karo, 2010

KABANJAHE – Setelah sempat tertunda, Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Kabupaten Karo, akhirnya menetapkan sepuluh pasangan calon bupati dan wakil bupati Karo yang akan mengikuti tahapan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Karo, 27 Oktober mendatang.

“Dari 13 pasangan yang mendaftar, sepuluh pasangan calon bupati-wakil bupati ditetapkan mengikuti tahapan pemilihan karena sudah memenuhi persyaratan setelah dilakukan verifikasi administrasi,” kata Ketua KPUD Kabupaten Karo, Benyamin Pinem, dalam konfrensi pers yang digelar di kantornya, malam ini.

Kesepuluh pasangan calon bupati Karo tersebut adalah, Kena Ukur Surbakti–Terkelin Brahmana yang memiliki enam kursi. Pasangan ini diusung PKPB, PKPI, Partai Gerindra, PPIB, PNBKI, PKB, PPI, PBB, Partai Buruh dan Partai Merdeka.

Kedua, pasangan Abed Nego Sembiring–Sanusi Surbakti yang maju dari perseorangan dengan memiliki 18.919 orang. Kemudian, pasangan Sumbul Sembiring-Paham Ginting, diusung PIS dan PAN yang memiliki enam kursi di DPRD Karo.

Pasangan keempat adalah pasangan M Ramli Purba-Rony Barus. Pasangan ini diusung Partai Barnas, Partai Patriot, Partai Pelopor, PPRN, PKS dan PPP yang total suara sah 25.274 orang. Pada pendaftaran, M. Ramli Purba berpasangan dengan Aries Eklesia Sebayang.

Pasangan kelima, pasangan Riemenda Ginting-Aksi Bangun, yang diusung Partai Demokrat, PDK dan PPPI yang totalnya memiliki enam kursi. Selanjutnya, pasangan Roberto Sinuhaji-Firman Amin Kaban, maju dari perseorangan dengan memiliki jumlah suara sah 18.669 orang.

Pasangan ketujuh, Andy Natanael Ginting-Fakhry Samadin Tarigan. Pasangan ini juga maju dari jalur perseorangan dengan jumlah suara sah 19.794 orang. Kedelapan, pasangan Siti Aminah br Perangin-Angin-Sumihar Sagala yang diusung PDI Perjuangan yang memiliki tujuh kursi.

Pasangan kesembilan, Petrus Sitepu-Kornalius Tarigan, maju dari jalur perseorangan dengan jumlah suara sah 19.480 orang. Terakhir, pasangan Nabari Ginting-Paulus Sitepu yang diusung Partai Golkar, Partai hanura dan Partai Republikan yang memiliki enam kursi di DPRD Karo.

Sementara, tiga pasangan yang tidak lolos ke tahapan pemilihan adalah pasangan Jadiaman Peranginangin-Kornelus Sembiring yang maju dari jalur perseorangan. Pasangan ini hanya memiliki suara sah 13.668 orang dari jumlah minimal 16.443 orang.

Pasangan dari parpol yang gagal maju ke tahapan pemilihan adalah pasangan Robert Valentino Tarigan–Saymarantha Suceprilias. Dari hasil verifikasi, KPUD Karo, salah satu parpol pengusung, PNI Marhaenisme tidak memenuhi syarat. Sehingga jumlah suara yang mengusung pasangan ini hanya 20.222 dari jumlah minimal 24.226 suara sah.

Selanjutnya, pasangan Persadaan Girsang-Immanuel Ginting Munthe juga gagal melenggang ke tahapan pemilihan. Pasalnya, kedelapan parpol pendukung pasangan ini, yaitu Partai Barnas, PDS, Partai Pelopor, PNI Marhaenisme, PKDI dan PDP, tidak satupun yang memenuhi syarat. Sehingga, pasangan ini tidak memiliki suara sahnya.

Pencabutan nomor untuk kesepuluh pasangan yang maju ketahapan selanjutnya akan digelar besok, Jumat (3/9), sekitar Pukul 10.00 WIB di Green Garden Hotel Berastagi.

Editor: SASTROY BANGUN
(dat04/wol-smt)

http://www.waspada.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=140906%3A10-pasang-calon-bupati-karo-ditetapkan-kpu&catid=15%3Asumut&Itemid=28

Rabu, 01 September 2010

Debu Sinabung

Medan - Letusan Gunung Sinabung menimbulkan abu vulkanik yang dirasakan di empat kecamatan di Kabupaten Karo, Sumatera Utara (Sumut). Abu vulkanik menyelimuti areal pertanian seluas 12 ribu hektar yang umumnya ditanamikentang, jeruk, kubis dan beragam jenis sayur-sayuran.

Kepala Dinas Pertanian Karo Nomi Sinuhaji menyatakan, kondisi pertanian yang berselimut abu vulkanik ini cukup mengkhawatirkan. Jika hujan tak turun dalam beberapa hari ini, alamat pertanian yang berada di empat kecamatan gagal panen, yakni di Kecamatan Naman Teran, Tiga Nderket, Payung dan Merdeka.

"Bencana letusan gunung ini menyebabkan terjadinya penurunan pasokan sayur hingga 50 persen, tetapi itu karena petani ikut mengungsi, sehingga tidak bisa memanen sayur, bukan karena tanamannya yang rusak," kata Nomi Sinuhaji kepada wartawan di Kabanjahe, Karo, Rabu (1/9/2010).

Berkaitan dengan abu vulkanik, Dinas Pertanian telah mengirimkan sampel abu vulkanik ke laboratorium untuk dilakukan analisis. Uji sampel ini untuk mengetahui apakah abu vulkanik itu membahayakan bagi tanaman, dan untuk mengetahui apakah tanaman yang terkena abu vulkanik aman untuk dikonsumsi.

http://www.detiknews.com/read/2010/09/01/154720/1432916/10/belasan-ribu-areal-pertanian-terancam-gagal-panen?991102605

Selasa, 31 Agustus 2010

Abu Sinabung

KORBAN letusan Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatra Utara, berharap dikunjungi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Korban meminta Kepala Negara memperlakukan mereka seperti korban bencana lainnya.

"Kami harapkan Presiden SBY tidak diskriminatif," pinta Matius Panji Barus, Ketua Moderamen Gereja Batak Karo Protestan (GBKP), di Kabanjahe, kemarin. Pemimpin 300 ribu umat GBKP itu mengharapkan Presiden memberikan perhatian penuh atas korban letusan Gunung Sinabung.

Sudah sepatutnya Presiden meninjau lokasi bencana. Sebab, dampak bencana itu luar biasa. Mulai dari pengungsi yang kedinginan dan sudah empat hari belum berganti baju hingga ribuan hektare tanaman sayur dan buah terancam puso.

Kondisi pengungsi sangat memprihatinkan. Tidak sedikit dari mereka yang hingga kemarin belum berganti baju. Mereka hanya membawa pakaian yang melekat di badan saat mulai mengungsi sejak Jumat (27/8). Mereka membutuhkan selimut, makanan, dan minuman.

Bupati Karo Daulat Daniel Sinulingga menjelaskan bahwa jumlah pengungsi terus bertambah. Sesaat setelah Gunung Sinabung meletus pada Minggu (29/8) meletus, menurut Daniel, jumlah pengungsi cuma 17 ribu jiwa. Namun, jumlah pengungsi hingga kemarin sore meningkat hampir dua kali lipat hingga mencapai 28.711 jiwa.

Terancam puso

Gunung Sinabung kembali meletus kemarin dan masih menyemburkan debu vulkanik. Debu itu berbahaya karena tidak cuma mengandung belerang. Debu vulkanik mengandung silika, bahan baku kaca. Jika abu mengenai mata kemudian mata digosok, mata seperti digosok dengan kaca. Jika masuk ke pernapasan, silika akan masuk ke tenggorokan dan paru-paru. Sebagian dari pengungsi sudah terjangkit infeksi saluran pernapasan, diare, dan iritasi mata.

Bukan cuma manusia menjadi korban. Debu vulkanik itu yang menutupi ribuan hektare tanaman sayur dan buah (hortikultura) di Kecamatan Simpang Empat dan Naman Teran. Padahal, hasil tanaman hortikultura itu selama ini diekspor ke Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam.

Tanaman seluas 8,8 ribu hektare itu sudah tertutup abu vulkanik dan berpotensi mati semua. Potensi gagal panen sayur di dua kecamatan itu mulai memengaruhi harga sayuran di Sumatra Utara. Harga sayur-mayur di pasar Medan langsung bergerak naik rata-rata Rp1.000 per kilogram.

Dinas Pertanian Kabupaten Karo belum bisa memastikan apakah sayur dan buah yang tertutup debu vulkanik itu masih layak konsumsi. (Tim/X-3)

http://www.mediaindonesia.com/read/2010/08/31/165710/265/114/Pusat-Diskriminatif

Bookmark and Share [SEO Monitor by MyPagerank.Net]
KOMENTAR

Sabtu, 28 Agustus 2010

Gunung Sinabung Aktif

Gunung Sinabung Berasap, Warga 15 Desa Kabupaten Karo Mengungsi
Djoko Tjiptono,Khairul Ikhwan - detikNews

Foto:Istimewa/Terkelin Sembiring
Medan - Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara (Sumut) mengeluarkan asap tebal. Ratusan warga dari 15 desa pun mengungsi.

Mereka mengungsi ke Kecamatan Brastagi dan Kecamatan Kabanjahe.

Demikian disampaikan Staf Khusus Presiden bidang bencana Andi Arif dalam pesan singkat yang diterima detikcom, Jumat (27/8/2010).

Desa-desa yang sudah dievakuasi yaitu Desa Sigarang-garang, Desa Kuta Rakyat, Desa Gugung, Desa Sukanalu, Desa Simacem, Desa Bakera, Desa Berastepu, Desa Sukadebi, Desa Kuta Tonggal, Desa Sukatepu, Desa Kuta Tengah, Desa Gambir, Desa Deskati, Desa Gung Pinto dan Desa Kuta Belin

"Posisi desa-desa tersebut terdekat dengan kaki Gunung Sinabung," kata Andi.

Desa tersebut berada di 3 kecamatan yaitu Kecamatan Naman, Kecamatan Naman Teran, dan Kecamatan Payung, Kabupaten Karo, Sumut. Sementara warga Kecamatan Brastagi mengatakan sudah banyak warga dari 3 kecamatan yang mengungsi ke wilayahnya bermukim.

"Ini memang sudah banyak warga yang datang kemari karena khawatir ada letusan," kata Plawi (45), warga Kecamatan Brastagi kepada detikcom.
(nwk/nwk)

http://www.detiknews.com/comment/2010/08/27/223752/1429871/10/gunung-sinabung-berasap-warga-15-desa-kabupaten-karo-mengungsi

Selasa, 24 Agustus 2010

Bakal Calon Bupati Kabupaten Karo 2010

KABANJAHE (Waspada): Pasangan bakal calon (Balon) Bupati Karo- Wkl Bupati Karo Drs Persadaan Girsang,M.Si – Ir Imanuel Ginting Munthe,M.Si,mendaftar ke KPUD Karo Kamis(5/8) tengah malam sekira 23.40.
Dengan mendaftarnya pasangan tersebut, sampai batas waktu pendaftaran pasangan Balon Bupati- Wkl Bupati tercatat 13 pasangan sudah mendaftar ke KPUD Karo. Delapan pasangan diusung Parpol, 7 pasangan melalui jalur perseorangan.
Pendaftaran Persadaan Girsang – Imanuel Ginting Munthe ke KPUD Karo,menjadi suatu kejutan bagi sejumlah kalangan, karena 7 Parpol dari 8 Parpol yang mengusung pasangan ini, sebelumnya telah mengusung beberapa Balon Bupati- Wakil Bupati yang sudah mendaftar duluan. Sehingga terjadi dukungan ganda.
Rombongan pasangan Balon ini datang ke KPUD diiringi belasan kenderaan dipandu mobil voredes dari Polres Tanah Karo. Begitu sampai di KPU,pasangan Balon ini langsung menuju meja untuk mengisi buku regestrasi yang berada dekat pintu masuk ruang pendaftaran, selanjutnya masuk ke ruang pendaftaran.
Sekitar 10 menit kemudian, Ketua KPUD Karo Benyamin Pinem ST, dengan anggota Jesaya Pulungan SH, Lotmin Ginting SH, Sidharta Peranginangin SH, dan David Ginting Manik masuk ruangan pendaftaran yang selanjutnya menerima berkas keduanya.
Untuk meyakinkan pihak KPUD Karo tentang Parpol yang telah memberikan dukungan kepada Balon lain yang telah mendaftar sebelumnya, pasangan Persadan dan Imanuel sengaja memboyong pengurus DPP pengusung dari Jakarta, seperti Sekjend Parti Barnas Jimmy S Rukemenyang, Sekjen PPPI Syarif Hidatulloh, Ketua DPP Bidang Pemuda dan Olahraga PKDI, F Siagian dan Ketua Bidang Pengerahan Massa Frans Daloves.
Data diperoleh dari KPUD Karo,kedelapan Parpol pengusung pasangan tersebut yakni, Partai PPPI 6710 suara (dua kursi di DPRD Karo), Partai Barnas 641 suara (satu kursi), PDS 6.414 suara (satu kursi), Partai Pelopor 4.479 (satu kursi).Serta partai non kursi yakni, Partai Nasional Marhaenisme 2.325 suara. PKDI jumlah suara 2.348 suara, Partai Demokrasi Pembaruan 1821 suara dan Partai Buruh 3409 suara. Dengan total suara dari ke delapan Parpol pengusung sebanyak 32.147 suara.
Namun, sejauh ini belum diketahui secara pasti keabsahan dukungan dari Parpol tersebut sesuai peraturan dan perundang-undangan yang berlaku tentang Parpol yang boleh mencalonkan kepala derah. KPUD Karo masih akan mengadakan verifikasi mulai 9 hingga 14 Agustus mendatang.
Ketua KPUD Karo Benyamin Pinem ST mengatakan sesuai Keputusan KPUD Kabupaten Karo Nomor : 21/KPU-KK/Pilkada/VII/2010 pada pasal 6 mengatakan perhitungan perolehan kursi sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 ayat (1) huruf a dilakukan dengan cara mengalikan 35 jumlah kursi DPRD Kabupaten Karo dengan angka 15% sama dengan 5,25 kursi, sesuai peraturan hasil ini dibulatkan ke atas menjadi enam kursi di DPRD Karo untuk mengusulkan satu bakal pasangan balon.
Sementara pasal 6 ayat 2 perhitungan perolehan kursi sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 ayat (1) huruf b dilakukan dengan cara mengalikan jumlah suara sah 161.504 dari seluruh daerah pemilihan anggota DPRD Karo pada Pemilu tahun 2009 dengan angka 15% sama dengan 24.226 suara sah untuk mengusulkan satu bakal pasangan balon.
”Sesuai jumlah suara sah yang diajukan sebanyak 32.417 telah terpenuhi sehingga berhak mengajukan balon,” jelas Benyamin.
Tiga Pasangan Balon Terancam
Sehubungan dengan dukungan Parpol beralih ke pasangan Persadaan- Imanuel, muncul spekulasi, di mana sesuai ketentuan KPU, apabila rekomendasi Partai pengusung Persadaan – Imanuel sesuai ketentuan dan perundang-undangan,diperkirakan tiga pasangan Balon Bupati- Wkl Bupati yang telah mendaftar ke KPU Karo dan didukung Parpol yang sama bisa terancam.
Balon dimaksud adalah pasangan dr Robert Valentino,S.Pd – Ir Saymarantha Suceprilias, yang juga didukung Partai Demokrasi Pembaruan (1821 suara). Pasangan ini diusung 8 Parpol dengan jumlah 24.227 suara sah. Sedangkan Balon didukung perolehan suara Parpol minimal 15 persen dari jumlah suara sah hasil Pemilu legeslatif lalu berjumlah 161.504 suara sah atau 24.226 suara sah.
Yang paling mencolok untuk pasangan Drs H.M.Ramli Purba,MM –Ir Aries Eklesia Sebayang. Karena dari delapan Parpol pengusung dengan jumlah suara 29.443 suara, empat diantaranya juga mengusung pasangan Persadaan – Imanuel. Ke-empat partai tersebut, Partai Barnas 6.141 suara ( satu kursi),Partai Pelopor 4.979 ( satu kursi),PKDI 2.348 suara, dan PDP 1.821 suara dengan total 15.289 suara.
Demikian juga pasangan Riemenda Ginting,SH.MH – Aksi Bangun didukung 3 Parpol yang memperoleh enam kursi (dukungan minimal=red) dengan jumlah suara 23.401. Namun, satu partai diantaranya P3I (dua kursi) dengan 6.710 suara,juga partai yang mengusung Persadaan – Imanuel.
Sedangkan Partai Buruh yang juga mengusung pasangan DR (HC) Kena Ukur Karo Jambi Surbakti – Terkelin Brahmana,SH, tidak berpengaruh secara signifikan apabila terjadi pengurangan dukungan suara. Karena didukung 32.763 suara dengan 10 partai pendukung. Partai buruh hanya memiliki 1.049 suara.
Sebaliknya,apabila dukungan Parpol terhadap pasangan Persadaan – Imanuel tidak sesuai ketentuan, otomatis gugur. Karena hanya tinggal satu partai yang mendukungnya yaitu PNIM. (c06)

Rabu, 07 Juli 2010

Pilkada Kabupaten Karo

Mau kemana Pemerintah Kabupaten Karo, dengan biaya sedemikian besar untuk dapat
memimpin Kabupaten Tanah Karo? Mau ke mana Indonesia dengan model jadi pemimpin
yang demikian? Mau korupsi terus, mau meledak terus tabung tabung gas tak layak
pakai dan dipaksa pakai dan dibiarkan meledak? Mau banjir badang terus karena
hutan ditebang melulu? Dan dikorupsi sampai gundul?

Tanah Karo pernah sukses mengelola kehidupan bersama nya, Pernah sukses
mengelola kehidupan desa nya. Sukses itu adalah, tata kelola kehidupan di dalam
rumah adat suku Karo. Tata kelola, Kekerabatan antar Rumah Adat Suku Karo, Tata
kelola, Kekerabatan antar Desa Tanah Karo.
Bagaimana kalau tata kelola pemerintahan Tanah Karo masa kini, dilibatkan
semangat yang pernah dilakukan para leluhur kalak Karo dengan modifikasi
management moderen tentunya?

Atau ikut saja seperti di Kabupaten yang lain, artis beken cantik gemulai
cenderung "rebu" laju kedepan duduk memimpin Tanah Karo?

Tabung gas tidak boleh meledak di Tanah Karo, begitu maunya tekat
pemimpin, harapkan Rakyat Tanah Karo Simalem.

Dame Munthe, Jakarta 5 Juli 2010

Minggu, 27 Juni 2010

tenaga air

Tahun 50-an kampung nenek ku ada lesung tenaga air, cukup untuk keperluan satu desa. Lesung itu hilang dari permukaan karena tidak ada yang menggunakan. Penggilingan padi tenaga listrik tersedia di bangunan pinggir desa dan tenaga air itu tak dipakai lagi. Tenaga air itu masih ada sampai kini dan terbuang dihembus angin berlalu.

Rabu, 26 Mei 2010

RASK 2010

Re: Koin Untuk Rumah Adat Karo


Saya mendukung dan semoga kepedulian Kalak Karo tergugah sebab abad 20 Rumah
Adat Suku Karo yang mulai runtuh satu persatu akibat tidak layak huni, tidak
pernah tergati dengan bangunan baru.
Kini saat yang tepat untuk melestarikan Rumah Adat Suku Karo yang masih ada oleh
Suku Karo sendiri.

Besar kemungkinan Rumah Adat Suku Karo unik bila dibanding dengan rumah adat
suku lain, sebab Rumah Adat Suku Karo adalah aplikasi kehidupan kekerabatan Suku
Karo yang menjadi cikal bakal adat Suku Karo masa kini.

Selamat kepada semua pengagas "Koin Untuk Rumah Adat Karo"

Jakarta 26 Mei 2010
Dame Munthe

Senin, 03 Mei 2010

Jumat, 12 Maret 2010

Kenangan Yogya sekalak Kalak Karo

Tahun 1965 di angkasa sekitar Belawan mendengung pesawat tempur dan di laut
lepas meluncur perlahan lepas jangkar "Kuanmaru" mengantar penumpang menuju
Tanjung Priuk dan ada diantaranya yang meneruskan perjalanan ke Yogya, satunya
saya.
Generasi yang bukan tembak langsung dari Tanah Karo Karena balita nya sudah
dibawa ayah bermukim di Medan. Medan alias USU terlampau mahal bagi kantong
ayahnya. Tujulah Yogya.

Namanya juga anak muda, ABG nya sudah berlalu, mahasiswa lagi, UGM lagi(ah
nyumbong ni ye) mulai lirik sana sini tambatan hati.
Banyak yang catik di sana dan mungkin sekali juga, nande Biring terlampau jauh
di seberang lautan maka tambah cantik lah gadis Yogya itu. Sayangnya, hampir
setiap RW ada masalah tentang orang seberang dalam hal soal muda mudi.

"Orang Batak ya?" begitulah selalu pertanyaan dari pihak yang sudah tua.
"Batak itu ada lima" kataku dengan segala keramahan yang mungkin bisa
dilakukan. Dan di ujungnya selalu ku andaikan Kalak Karo itu kayak Solo nya
Jawa.

Namanya juga usaha, kadang berhasil dan lebih banyak gagalnya. Identitas perlu
jelas dan semua tentu ada untung ruginya. Namanya juga kehidupan.
MJJ kita Kalak Karo dan jangan pernah lupa, bahwa leluhur Kalak Karo pernah
jaya di sekitar Medan sekarang, sebagai penguasa/pemerintah.


Jakarta 13 Maret 2010
Dame Munthe

Orang Karo

Orang Batak itu mana ya? Bahasa Batak itu mana ya? Budaya Batak itu mana ya? Rumah adat Batak mana ya?
Rumah Adat Suku Karo Unik, bila dibanding dengan rumah adat dari semua suku yang bermukim di Sumut. Keunikan Rumah adat Suku Karo adalah penerapan langsung kehidupan (penerapan cikal bakal) adat Suku Karo bagi delapan keluarga yang mendiami satu Rumah Adat Suku Karo. Dalam Rumah Adat Suku Karo tidak mungkin dapat terjadi istri muda tinggal rumah adat yang sama.

Besar kemungkinan jikalau Belanda tidak sampai ke Sumut, maka kata "batak" tidak populer. Pasalnya, Simalungun, Mandailing, Pakpak, Karo lebih suka menyebut bahasa dan nama sukunya sesuai nama tanah yang didiaminya. Tanah Batak itu mana ya? Paling ditemukan di peta yang dibuat oleh Belanda, seperti GBKP juga.

Pintu keluar dari Sumut bagian laut Hindia tercatat adalah Barus tanah yang didiami Topanuli. Catatan, awal tahun Masehi orang telah keluar masuk pelabuhan Barus, bahkan ada yang menduga bahwa rempah untuk kelahiran Kristus berasal dari Barus, singgah di Tiongkok kemudian dibawa oleh orang Majus.

Kepopuleran kata "Batak" seperti jamannya orde baru, barangkali? Agar seragam, yang pada masa munculnya dulu itu bisa saja merupakan bibit awal sebagai modal untuk adu domba pihak penguasa.

Biarkan lah aneka, seperti Bineka Tunggal Ika.
Mejuahjuah kita kalak Karo.

Jakarta 12 Maret 2010.
Dame Munthe

Rabu, 10 Maret 2010

Terima e mail

Thank you for contributing to Shvoong.Com





Dear gimut,


Over the past couple of months Shvoong has been growing rapidly & significantly in
Indonesia.

You, our loyal writers and users, are the force that drives Shvoong, so thank you
for helping us grow!

We have been reviewing our prominent Indonesian writers, seeking out specific users
whose activity and
contribution to Shvoong prove them reliable sources for observation and criticism-
we believe YOU are such a writer.
As an active contributing user, we are certain you have personal insights that can
help us improve Shvoong,
and insure a more enjoyable User Experience on Shvoong in Indonesia.


We want to hear your thoughts on the Indonesian-language content on Shvoong.

Please share with us your opinion of content topics, quality level, general
impressions.


Feel free to voice any thoughts whatsoever.



Thank you for your cooperation.


Yours,

Nadav Wiesel,

Shvoong Content Management

Senin, 08 Maret 2010

KERINDUAN

Kerinduan salah satu aplikasi dari cinta Dan cinta itu adalah pawer tiada tandingan dalam kehidupan Manusia lain dapat meliwati dengan hasil kenikmatan Mengapa anda mesti terluka. Nikmati kerinduan Mumpung masih ada

Gimut, 09032010

Sabtu, 13 Februari 2010

Penyembahan

Pandangan saya tentang penyembahan seseorang, tergantung kepada apa/siapa yang menguasai kehidupan orang tersebut.
Leluhurku, dulu menyembah gunung, pohon tua dan sungai serta hutan tua karena mereka merasakan keberlangsungan kehidupan mereka tergantung kepada gunung dan hal lain tersebut.
Saya merasakan keberlangsungan kehidupan saya tergantung kepada Yesus, Tuhan berkarya jadi manusia hidup dan mati di bumi untuk menyelamatkan saya dari hukuman neraka, kemudian masuk ke dalam surga. Saya pun menyembah Yesus dalam kehidupan saya.


Jakarta 10022010

Mengenang

Seperti syair tembang kenangan
"Sampai menutup mata"
Berbahagialah anda bila punya kenangan seperti itu
Walaupun nanti sampai punya anak cucu
Jangan ditanya mengapa
Jalani saja hidup yang menyenangkan ini.

Jakarta 10022010