Laman

Jumat, 12 Maret 2010

Kenangan Yogya sekalak Kalak Karo

Tahun 1965 di angkasa sekitar Belawan mendengung pesawat tempur dan di laut
lepas meluncur perlahan lepas jangkar "Kuanmaru" mengantar penumpang menuju
Tanjung Priuk dan ada diantaranya yang meneruskan perjalanan ke Yogya, satunya
saya.
Generasi yang bukan tembak langsung dari Tanah Karo Karena balita nya sudah
dibawa ayah bermukim di Medan. Medan alias USU terlampau mahal bagi kantong
ayahnya. Tujulah Yogya.

Namanya juga anak muda, ABG nya sudah berlalu, mahasiswa lagi, UGM lagi(ah
nyumbong ni ye) mulai lirik sana sini tambatan hati.
Banyak yang catik di sana dan mungkin sekali juga, nande Biring terlampau jauh
di seberang lautan maka tambah cantik lah gadis Yogya itu. Sayangnya, hampir
setiap RW ada masalah tentang orang seberang dalam hal soal muda mudi.

"Orang Batak ya?" begitulah selalu pertanyaan dari pihak yang sudah tua.
"Batak itu ada lima" kataku dengan segala keramahan yang mungkin bisa
dilakukan. Dan di ujungnya selalu ku andaikan Kalak Karo itu kayak Solo nya
Jawa.

Namanya juga usaha, kadang berhasil dan lebih banyak gagalnya. Identitas perlu
jelas dan semua tentu ada untung ruginya. Namanya juga kehidupan.
MJJ kita Kalak Karo dan jangan pernah lupa, bahwa leluhur Kalak Karo pernah
jaya di sekitar Medan sekarang, sebagai penguasa/pemerintah.


Jakarta 13 Maret 2010
Dame Munthe

Tidak ada komentar: